Festival Kulon Kayon Jadi Momentum Aglomerasi Pariwisata Jawa Tengah

Festival Kulon Kayon 2025 yang diadakan di Rest Area Desa Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang menjadi momentum peneguhan aglomerasi pariwisata Rawa Pening-Kopeng-Candi Borobudur.
Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengatakan, Festival Kulon Kayon awalnya adalah kirab budaya yang diinisiasi warga Sleker Desa Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
"Event kirab budaya di Sleker ini digelar setiap tahun, dan mulai 2025 ini ada pendampingan dari Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Tengah," ungkapnya, Minggu (10/8/2025) malam.
"Karena itu kami dari Pemerintah Kabupaten Semarang sangat mendukung aglomerasi pariwisata Rawa Pening- Kopeng- Borobudur. Terlebih Kabupaten Semarang memiliki daya tarik wisata alam maupun daya tarik seni budaya," kata Ngesti.
Awalnya, kirab budaya diikuti perwakilan 13 desa. Namun sekarang Festival Kulon Kayon 2025 dimeriahkan penampilan komunitas seni dari Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Temanggung, dan Kabupaten Wonosobo.
"Sehingga kemeriahannya sangat terasa dan ini bisa menghidupkan perekonomian masyarakat," kata Ngesti.
Sementara Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan pariwisata bukan sekadar urusan keindahan mata memandang, tetapi juga harus mampu menciptakan kesan yang sangat mendalam.
"Jika itu bisa dilakukan maka wisatawan yang pernah berkunjung pasti memiliki keinginan untuk datang kembali, karena telah memiliki kesan yang baik," ujarnya.
Sujarwanto menilai aspek budaya menjadi sangat penting agar para wisatawan bisa melihat keindahan sekaligus memiliki kesan yang sangat mendalam.
"Inilah yang menjadi alasan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong terwujudnya aglomerasi pariwisata Rawa Pening- Kopeng- Borobudur," kata dia.
Hadapkan Candi Borobudur ke segala arah
Menurut Sujarwanto, saat ini Candi Borobudur menjadi destinasi utama nasional di Jawa Tengah, yang banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Jika beberapa tahun lalu Borobudur selalu 'menghadap' ke selatan atau terkoneksi dengan pariwisata di Yogyakarta, sekarang bisa 'menghadap' ke segala arah," ujarnya.
Candi Borobudur, cek harga tiket dan jam buka.
"Bisa ke utara, yang dijangkau dari Semarang, baik dari Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani dan Pelabuhan Tanjung Emas dengan kapal pesiar," kata Sujarwanto.
Pihaknya tidak ingin wisatawan mancanegara hanya sekedar lewat atau langsung menuju ke Candi Borobudur dan setelah itu tidak ada tujuan yang lain.
Sujarwanto berharap masa singgah atau masa kunjungan para wisatawan mancanegara tersebut harus dibuat lebih lama lagi di Jawa Tengah.
Sehingga wisatawan yang datang melalui Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo tidak langsung menuju ke Borobudur, tetapi bisa juga ke Dieng dan seterusnya.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!