Anindya Pede Perdagangan RI ke AS dan Uni Eropa Bisa Tembus Masing-masing US$100 Miliar 5-10 Tahun Mendatang

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia optimis bahwa total perdagangan ekspor impor antara Indonesia dengan Uni Eropa dan Indonesia dengan Amerika Serikat akan terus meningkat ke depannya. Bahkan, masing-masing dapat mencapai US$100 miliar per tahun dalam 5-10 tahun mendatang.
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie mengatakan, total perdagangan antara Indonesia dan negara anggota Uni Eropa mencapai US$30 miliar (sekitar Rp488,9 triliun, kurs 1 dolar AS = Rp16.297,10) per tahun pada 2024. Angka tersebut hampir mendekati nilai total perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat yang mencapai US$40 miliar (sekitar Rp651,8 triliun).
“Saya gak kaget kalau perdagangan Indonesia-Amerika yang sekarang US$40 miliar, nanti ke depannya dalam 5 tahun bisa double (menjadi dua kali lipat) ke 80 miliar dolar AS (Rp1.303,7 triliun),” kata Anindya di Jakarta, Kamis, 7 agustus 2025.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie (Tengah).
“Sama-sama bisa total trade-nya (perdagangannya) itu mungkin, menurut saya, dua-duanya itu bisa (meningkat secara) bertahap sampai 5-10 tahun (mendatang) ke 100 miliar dolar AS,” ucapnya.
Ia pun mengapresiasi upaya pemerintah dalam menegosiasikan tarif resiprokal AS dan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dalam waktu bersamaan untuk mengamankan potensi pasar yang besar di kedua kawasan tersebut.
“Jadi ini sambil menyelam minum air (melakukan dua pekerjaan atau mencapai dua tujuan dalam satu waktu). Sambil menyiapkan (negosiasi) tarif (resiprokal) Trump, menyiapkan juga (finalisasi) IEU-CEPA,” imbuh Anindya Bakrie.

Ilustrasi Ekspor-Impor
Seperti diketahui, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa atau IEU-CEPA diharapkan dapat meningkatkan kinerja ekspor nasional hingga 50 persen dalam tiga tahun setelah implementasi penuh perjanjian tersebut.
Sementara perjanjian tarif resiprokal dengan AS diharapkan dapat membantu Indonesia memenuhi kebutuhan akan berbagai produk impor, seperti kedelai, kapas, dan gandum, dengan harga yang lebih terjangkau. (Ant)