Rusun Kampung Bayam di Samping JIS Dinilai Mahal, Warga Ingin Kelola Mandiri

Warga Kampung Bayam, Jakarta Utara, meminta agar rumah susun (rusun) yang berada di samping Jakarta International Stadium (JIS) dikelola secara mandiri oleh penghuni. Usulan ini disampaikan dengan harapan tarif sewa bisa lebih terjangkau, seperti model di Kampung Susun Akuarium yang hanya mematok biaya Rp 33.500 per bulan.
Sherli (42), salah satu warga Kampung Bayam, mengatakan konsep pengelolaan mandiri akan menekan biaya operasional sekaligus meningkatkan rasa memiliki terhadap hunian.
“Kalau di Kampung Akuarium, sewanya Rp 33.500 per bulan dan semua pemeliharaan dilakukan warga sendiri. Kami ingin seperti itu. Kalau dikelola sendiri, semua bisa lebih hemat, dan warga lebih peduli menjaga fasilitas,” ujar Sherli saat ditemui di Rusun Kampung Bayam, Sabtu (9/8/2025).
Awalnya Keberatan dengan Tarif Sewa Rp 1,7 Juta
Warga sebelumnya mengaku keberatan dengan tarif sewa yang ditetapkan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebesar Rp 1,7 juta per bulan. Keberatan muncul karena mayoritas penghuni berprofesi sebagai buruh, petugas PPSU, hingga pemulung, yang penghasilannya terbatas.
Menurut Sherli, warga sempat melakukan negosiasi dengan Jakpro, bahkan melibatkan kuasa hukum dari Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK).
“Kita kira-kira aja loh. Makanya kami bilang, kalau memang mau Rp 1,7 juta, kita masuk dulu di grace period,” kata Sherli.
Hasilnya, warga menyetujui tarif Rp 1,7 juta dengan syarat adanya grace period atau masa bebas sewa selama enam bulan, terhitung dari Agustus hingga Desember 2025. Pembayaran baru dimulai Januari 2026.
Sherli menambahkan, warga berharap saat pengelolaan rusun dialihkan dari Jakpro ke Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Jakarta, tarif sewa dapat dinegosiasikan kembali atau bahkan diberlakukan sistem mandiri.
“Harapan kami, pemerintah percaya kepada warga untuk mengelola mandiri, supaya lebih terjangkau dan berdaya,” ujarnya.
Usulan pengelolaan mandiri sudah pernah disampaikan secara tertulis ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, terakhir pada 22 April 2025. Namun, hingga kini warga masih menunggu tanggapan resmi.
Penjelasan Pemkot dan Jakpro
Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Utara Hendra Hidayat menjelaskan, tarif sewa Rp 1,7 juta per bulan di Rusun Kampung Bayam sudah melalui kajian mendalam.
“Kenapa Rp 1,7 juta? Karena JakPro mengikuti ketentuan. Ini kan BUMD, bisnis, jadi tidak ujug-ujug ditetapkan Rp 1,7 juta, mereka ada kajiannya,” ujar Hendra pada 31 Juli 2025.
Hendra meminta warga tidak khawatir soal pembayaran karena Jakpro berencana memberi peluang kerja bagi penghuni di kawasan JIS, mulai dari petugas keamanan hingga pengurus kebun. Upah akan setara Upah Minimum Regional (UMR) Jakarta, sehingga diharapkan dapat membantu warga membayar sewa.
Sementara itu, Direktur Bisnis PT Jakpro I Gede Adnyana menegaskan, warga yang ingin bekerja harus memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
“Sepanjang ikut syarat dan ketentuan terpenuhi, ya, silakan. Dia melamar sesuai ketentuan,” kata I Gede.
Kini, warga menunggu kepastian dari Pemprov DKI Jakarta terkait usulan pengelolaan mandiri, sambil berharap tarif sewa bisa mendekati harga di Kampung Susun Akuarium agar lebih terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul " dan "Warga Kampung Bayam Minta Rusun Dikelola Mandiri, Tiru Kampung Susun Akuarium"
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!