Persaudaraan Disebut Bisa Tumbuh dari Hal Sederhana, Pemuda Katolik Ungkap Caranya

Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Stefanus Gusma
Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Stefanus Gusma

Perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia terasa berbeda di Jakarta Selatan. Bukan hanya dengan lomba panjat pinang atau tarik tambang, tapi juga lewat Turnamen Fun Mini Soccer yang jadi panggung persaudaraan lintas iman dan budaya.

Sebanyak 40 tim ambil bagian, namun, mereka yang andil di turnamen itu mulai dari GP Ansor, Peradah, Gemabudhi, Pemuda Muhammadiyah, GAMKI, KNPI, Cipayung Plus, hingga komunitas muda dari Papua, NTT, Maluku, Sumatera Utara, dan OMK dari berbagai paroki. Adapun turnamen ini digelar Pengurus Pusat Pemuda Katolik di Kompleks Mini Soccer D37, Mampang, pada 18, 19, dan 23 Agustus 2025.

“Turnamen ini menghadirkan suasana gembira sekaligus menjadi wadah pertemuan mahasiswa lintas iman dan orang muda lintas budaya. Melalui sepak bola, kita belajar bagaimana sportivitas, solidaritas, dan persaudaraan bisa nyata dalam keseharian. Persaudaraan itu terasa ketika kita bisa saling menyemangati, bahkan di tengah kompetisi,” kata Ketua Panitia, Yohanes Boge Perinding, Senin, 18 Agustus 2025.

Hal senada disampaikan Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Stefanus Gusma. Menurutnya, sepak bola adalah bahasa universal yang mampu menyatukan perbedaan.

Kegiatan ini turut dihadiri Dirjen Bimas Katolik Suparman Sirait dan pejabat Kemenpora Hendro Wicakson. Gusma menambahkan, turnamen ini sekaligus menghidupkan semangat Deklarasi Jakarta–Vatikan: Keadilan dan Perdamaian untuk Dunia yang digaungkan tahun lalu.

Mengusung tema 'Bertanding di Lapangan, Bersanding dalam Persaudaraan', ajang ini disebut jadi bukti bahwa semangat kemerdekaan tidak hanya dirayakan dengan gegap gempita, tapi juga dengan merawat kebersamaan di tengah keberagaman.

"Bertanding dalam turnamen ini bukan hanya soal siapa yang menang, tetapi bagaimana kita semua menjadi agen perdamaian. Sepak bola menjadi bahasa universal yang menyatukan perbedaan. Kita ingin menunjukkan bahwa persaudaraan bisa tumbuh dari hal sederhana yaitu bermain bersama dengan hati yang tulus,” kata Gusma.