Top 14+ Mantan Insinyur Huawei Dipenjara, Ini Rahasia yang Dibocorkan

Sebuah skandal besar mengguncang industri teknologi China. Sebanyak 14 mantan insinyur Huawei terbukti membawa kabur rahasia dagang sensitif milik perusahaan sebelum mereka keluar dan membangun startup pesaing.
Informasi ini terungkap lewat laporan South China Morning Post (SCMP). Menurut pengadilan di Shanghai, para mantan karyawan itu kedapatan menyalin rahasia bisnis chip Huawei, termasuk desain dan teknologi penting, lalu memanfaatkannya untuk mendirikan perusahaan baru bernama Zunpai Communication Technology.
Kasus ini dianggap serius karena kebocoran tersebut diyakini memberi dampak besar pada persaingan industri chip di dalam negeri. Hasil investigasi bahkan menemukan 40 teknologi Zunpai yang identik dengan milik HiSilicon, divisi semikonduktor Huawei.
Hukuman detail belum diumumkan, tetapi sumber internal menyebut para terdakwa bisa menghadapi penjara hingga enam tahun dan denda besar, dirangkum KompasTekno dari Toms Hardware, Senin (11/8/2025)
Dibujuk dengan gaji tinggi
Zunpai didirikan pada 2021 oleh Zhang Kun, mantan peneliti HiSilicon. Zhang meninggalkan Huawei pada 2019 dengan alasan ingin mengembangkan chip WiFi.
Dalam jeda waktu sebelum perusahaannya resmi berdiri, ia merekrut sejumlah talenta lama dari Huawei, dengan tawaran gaji tinggi dan opsi saham menggiurkan.
Namun, menurut pengadilan, proses rekrutmen itu disertai misi tersembunyi: membujuk mereka menyalin rahasia teknologi chip sebelum benar-benar keluar dari Huawei.
Langkah hukum tegas Huawei
Huawei mulai mengendus praktik ilegal ini pada 2023. Agustus tahun itu, perusahaan resmi memproses hukum kasus ini, dan pada Desember, kepolisian Shanghai menangkap 14 orang.
Bersamaan dengan penangkapan, aset Zunpai senilai 95 juta yuan (sekitar Rp 215 miliar) dibekukan.
Pihak kepolisian menegaskan bahwa kasus ini menjadi pengingat pentingnya menjaga rahasia teknologi dan mendorong persaingan yang sehat.
Hingga kini, Huawei belum memberikan tanggapan resmi terkait putusan tersebut, dan belum jelas apakah para terdakwa akan mengajukan banding.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!