Padelates, Tren Olahraga Baru yang Memadukan Padel dan Pilates untuk Cegah Cedera

Kota Surabaya kembali menghadirkan tren olahraga unik yang memadukan manfaat kebugaran dengan keseruan bermain.

Namanya Padelates, kolaborasi antara pilates dan padel yang untuk pertama kali digelar di Uno Padel, Royal Residence Surabaya. Konsep yang digagas oleh Florencia Pranata, instruktur pilates yang peduli pada kesehatan pemain padel.

“Ya karena kita support pemain padel yang gampang cedera. Jadi kalau diadakan pilates ini kan sebenarnya seperti membantu rehabilitasi sama mencegah cedera,” ujarnya kepada jurnalis termasuk Kompas.com.

Mengawali Hari dengan Pilates

Sesi dimulai dengan satu jam pilates tanpa alat berat. Gerakan fokus pada strengthening otot, rotasi tubuh, dan peningkatan fleksibilitas. Sebab latihan ini menjadi kunci sebelum bermain padel.

“Piladel ini lebih ke arah rotasi, sama biasanya strengthening di satu sisi, tanpa alat. Bebannya ya badannya sendiri,” kata Florensia Pranata.

“Biasanya orang kalau terlalu banyak kegiatan sport badannya terasa lalu, mobilitinya agak kurang. Nah, pilates ini untuk mensupport sebelum padel supaya badannya lebih fleksibel, perutnya juga lebih kuat,” imbuhnya.

Setelah pilates, peserta langsung beralih ke sesi padel selama 2–3 jam. Dimana dalam satu lapangan digunakan untuk coaching clinic bagi pemula, sementara lapangan lain untuk mereka yang sudah mahir.

Peserta yang datang pun dari berbagai kalangan usia, mulai dari pelajar hingga mereka yang berusia 50 tahun. Karena minat warga Surabaya terhadap konsep ini luar biasa tinggi.

“Kita buka 35 orang, baru publish jam 1, jam 13.30 sudah penuh. Malah banyak yang ongoing,” katanya sambil tersenyum.

Konsep Padelates yaitu kombinasi antara pilates dan padel yang pertama kali digelar di Uno Padel Royal Residence Surabaya, Jawa Timur.

Manfaat yang Terasa Nyata

Sementara itu Clementine Beatrix, salah satu peserta, langsung tertarik ketika mendengar ada konsep two in one ini yang merasakan sendiri manfaatnya dari pilates dan main padel dalam satu waktu.

“Ada dampaknya banget. Pilates itu strength otot, dan main padel itu otot jadi kaku. Setelah main padel suka capek-capek, tapi kalau diimbangi sama pilates itu membantu banget,” tuturnya.

Sebab pilates membantu melatih otot agar seimbang dan terhindar dari cedera. Meski ia juga mengingatkan risiko cedera yang sering terjadi.

“Kalau olahraga yang salah satu minim cedera itu padel, nah kalau diimbangi dengan strength-nya pilates, ototnya udah kuat. Gerakan pilates yang membantu banget saat padel itu lunges, paha dan lutut,” ujar Clementine Beatrix.

“Ya ada saja, salah satunya engkel bisa, lalu dari lutut karena banyak gerakan jongkok. Kalau tidak diimbangi ya sakit semua. Tapi kalau main cuma sekali dua kali tidak terasa ya, tapi kalau sering main akan terasa,” sambungnya.

Untuk itu dengan melihat tingginya minat, Florencia Pranata berencana mengadakan Padelates secara berkala. 

Bukan hanya tren kebugaran baru di Surabaya, tetapi menjadi cara cerdas bagi warga kota untuk tetap bugar, bebas cedera, dan siap bermain maksimal di lapangan.

“Kita sekalian memberi edukasi soal persiapan fisik yang dibutuhkan dalam bermain padel,” pungkasnya.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!