Warga Korsel "Ngantor" di Kafe, Bawa PC, Printer, hingga Partisi Meja

starbucks, kafe, work from anywhere, Warga Korsel

Fenomena cagongjok sedang "mewabah" di Korea Selatan (Korsel). Ini adalah fenomena di mana para warganya "mengantor" alias work from anywhere (WFA) di kafe.

Akan tetapi, mereka tak sekadar membawa perangkat ringkas, seperti laptop, tablet, atau ponsel lalu duduk berjam-jam di kafe.

Mereka benar-benar membawa perangkat berukuran cukup besar, seperti komputer desktop, printer, serta barang-barang besar ke kafe, seolah-olah membuka kantor personal di dalamnya.

Bukan cuma itu, beberapa juga membawa partisi meja untuk menandai meja dan tempat duduk mereka di kafe yang seharusnya untuk umum.

Dampaknya, jumlah kursi di kafe berkurang cukup banyak, lantara barang-barang berukuran besar tadi.

Salah satu kafe yang terdampak fenomena ini adalah Starbucks. Gerai waralaba kopi asal Seattle, Washington, Amerika Serikat itu bahkan sampai mengelurkan larangan membawa PC, printer, dan perintilan besar lain masuk ke Starbucks.

Starbucks mengatakan perusahaan ingin membuat ruang publik yang inklusif, di mana setiap orang bisa bekerja, bersosialisasi, atau beristirahat dengan nyaman.

Dengan kebijakan baru ini, Starbucks berharap dapat menyeimbangkan kebutuhan yang terus berkembang dan tetap menjaga kenyamanan pelanggan.

"Starbucks tetap berkomitmen untuk menjadi tempat ketiga yang ramah untuk menikmati kopi dan koneksi, dan tempat komunitas tumbuh di setiap cangkir, setiap percakapan, dan setiap kunjungan," kata juru bicara Starbucks, dikutip KompasTekno dari Fortune, Senin (18/8/2025).

Kendati demikian, Starbucks Korsel tetap memperbolehkan pelanggannya bekerja di gerai mereka asalkan hanya menggunakan perangkat kecil, seperti laptop, tablet, atau ponsel.

Disambut positif

starbucks, kafe, work from anywhere, Warga Korsel

Starbucks Korsel larang pelanggannya bawa PC dan Printer

Kebijakan Starbucks disambut positif oleh warganet setempat. Tak sedikit warganet Korsel mendukung kebijakan itu dan berharap kafe lain mengikuti langkah serupa.

Banyak juga yang menyayangkan perilaku sebagian pelanggan yang dinilai kurang memiliki etika dengan menempati meja berjam-jam hanya membeli satu minuman.

Tren membawa perlengkapan kantor berukuran besar ke kafe sebenarnya juga menjadi perhatian di sejumlah negara lain.

Di Inggris, sejumlah kedai kopi memberlakukan pembatasan waktu untuk menjaga ketersediaan tempat duduk dan memastikan pergantian pelanggan tetap lancar.

Kebijakan baru ini penting bagi Starbucks, mengingat pangsa pasarnya di Korea Selatan sangat besar.

Berdasarkan data per Oktober 2023, Korea Selatan menempati posisi ketiga sebagai negara dengan jumlah gerai Starbucks terbanyak di dunia, yaitu mencapai 1.870 gerai.

Jumlah tersebut hanya kalah dari Amerika Serikat dan China. Dengan jumlah gerai yang begitu banyak, serta selalu ramai didatangi pelanggan.

Wajar jika Starbucks ingin memastikan seluruh pelanggannya tetap mendapat pengalaman yang nyaman di setiap kunjungan.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!