Profil Kota Baru Parahyangan Siapkan Jalan Lingkar Rp150 M, Perkuat Akses ke Kereta Cepat Padalarang

Kota Baru Parahyangan (KBP) resmi menandatangani nota kesepahaman dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) terkait pembangunan Jalan Lingkar di Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Penandatanganan berlangsung di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (15/8/2025), dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Kesepakatan itu menegaskan bahwa pembangunan Jalan Lingkar Padalarang–Kota Baru Parahyangan–Cipatat bertujuan mengatasi kemacetan parah di kawasan Padalarang yang selama ini menjadi masalah kronis.
Jalur ini akan menghubungkan Stasiun Kereta Cepat Padalarang, Kota Baru Parahyangan, hingga Cipatat.
“Hari ini kita menandatangani kesepakatan bersama. Pemprov Jabar akan membebaskan lahan dari Stasiun KC Padalarang tembus ke Kota Baru Parahyangan, kemudian ada jalan lingkar sampai Cipatat, sehingga nanti tidak ada lagi kemacetan di sana,” ujar Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Penandatanganan ini turut disaksikan oleh Ketua DPRD Jabar Buky Wibawa, Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail, serta Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan.
Siapa yang Menanggung Biaya Pembangunan Jalan Lingkar?
Kereta Cepat Jakarta-Bandung bersiap untuk keberangkatan di Stasiun Padalarang, Rabu (13/9/2023).
Dalam kesepakatan tersebut, seluruh biaya pembangunan fisik jalan akan ditanggung oleh pihak pengembang, yaitu PT Kota Baru Parahyangan.
Sementara itu, Pemprov Jabar bertugas membebaskan lahan dengan dukungan anggaran dari APBD.
“Dan seluruh biaya pembangunannya akan ditanggung oleh PT Kota Baru Parahyangan, Provinsi Jawa Barat bertugas membebaskan lahannya,” jelas Dedi.
Menurutnya, Pemprov Jabar mengalokasikan sekitar Rp150 miliar dari APBD untuk membebaskan lahan pembangunan jalan lingkar.
“Perkiraannya sekitar Rp150 miliar. Itu untuk pembebasan lahannya saja. Untuk pembangunan jalannya, langsung oleh pihak Kota Baru Parahyangan. Tidak menggunakan dana APBD,” tegasnya.
Mengapa Jalan Lingkar Sangat Vital untuk KBB?
Kawasan sekitar Stasiun Padalarang merupakan salah satu titik paling rawan kemacetan di Bandung Barat.
Kondisi ini semakin memburuk setelah hadirnya Stasiun Kereta Cepat Whoosh yang menjadi magnet pergerakan penumpang dari dan menuju kawasan tersebut.
Antrean kendaraan hampir setiap hari menumpuk dan merambat hingga ke Jalan Cikampek–Padalarang, Jalan Gedong Lima, serta Jalan Raya Padalarang.
Bahkan sebelum kehadiran kereta cepat, kepadatan sudah menjadi persoalan lama, khususnya di sekitar area Tagog.
Dedi Mulyadi menilai keberadaan Jalan Lingkar Padalarang–KBP–Cipatat ini akan menjadi solusi penting.
“Dengan adanya jalan lingkar, kita harapkan kemacetan bisa terurai, konektivitas meningkat, dan mobilitas warga Bandung Barat jadi lebih lancar,” ujarnya.
Apa Itu Kota Baru Parahyangan?
Kota Baru Parahyangan (KBP) adalah kota mandiri yang dikembangkan PT Belaputera Intiland, bagian dari Lyman Group.
Terletak di Padalarang, Bandung Barat, KBP berdiri di atas lahan seluas 1.250 hektar dengan konsep City of Education.
Kawasan ini menghadirkan berbagai fasilitas pendidikan dari tingkat dasar hingga universitas, serta pusat science, seni, dan teknologi.
Selain hunian, KBP juga dilengkapi fasilitas kota skala besar, seperti pusat perbelanjaan (IKEA KBP, Gian Supermarket), sarana hiburan (Wahoo Waterworld, Parahyangan Golf), hingga ikon landmark Masjid Al-Irsyad karya Ridwan Kamil. Kawasan ini juga memiliki RS Cahya Kawaluyan, Mason Pine Hotel, serta berbagai fasilitas olahraga dan rekreasi.
Dengan fasilitas yang lengkap, KBP menjadi salah satu pusat pertumbuhan baru di Bandung Raya sekaligus kawasan penunjang metropolitan Bandung.
Bagaimana Pandangan Akademisi soal Rencana Jalan Lingkar?
Kepala Pusat Penelitian Infrastruktur dan Kewilayahan ITB, Prof Delik Hudalah, menilai pembangunan Jalan Lingkar Padalarang–Cipatat selaras dengan arah pembangunan Bandung Raya.
Menurutnya, wilayah barat Bandung memang diarahkan menjadi jalur konektivitas menuju Jakarta, sementara timur menuju Jawa Tengah.
"Kami melihat rencana pembangunan jalan lingkar Padalarang–Cipatat ini memang kebutuhan, karena kemacetan di daerah sana sudah sangat parah,” ujar Delik.
Namun ia mengingatkan adanya tantangan besar. Padalarang–Cipatat memiliki kontur geografis berupa batuan kapur yang tidak stabil, sehingga berpotensi meningkatkan biaya pembangunan.
“Daerah Padalarang–Cipatat dulu di zaman purba itu batuan kapur, kondisi tersebut jelas memengaruhi stabilitas tanahnya. Harus dicek apakah rawan bencana atau tidak,” jelasnya.
Delik menegaskan bahwa pembangunan jalan memerlukan teknologi dan treatment khusus agar tidak cepat rusak maupun rawan longsor.
“Kalau dibangun dengan cara biasa, jalan bisa cepat retak-retak dan biaya perawatannya mahal. Jadi sejak awal harus ada penanganan khusus,” tambahnya.
Dedi Mulyadi menyebutkan, pembangunan Jalan Lingkar di Bandung Barat ditargetkan mulai berjalan pada tahun 2026.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Profil Kota Baru Parahyangan Bakal Bangun Jalan Lingkar Stasiun KC Padalarang-Kota Baru-Cipatat.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!