Sesar Lembang Masih Aktif dan Berbahaya, tapi Bandung Barat Belum Punya Early Warning System

BMKG, bandung barat, sesar Lembang, Early Warning System (EWS), sesar lembang aktif, Gempa Cimahi, sesar lembang 2025, Sesar Lembang Masih Aktif dan Berbahaya, tapi Bandung Barat Belum Punya Early Warning System

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengakui belum memiliki kesiapan penuh dalam menghadapi potensi gempa akibat aktivitas Sesar Lembang.

Hingga kini, wilayah tersebut belum memiliki alat pendeteksi dini gempa atau Early Warning System (EWS), padahal aktivitas sesar kembali meningkat dalam dua bulan terakhir dan memicu sejumlah gempa di kawasan Bandung Raya.

Sekretaris Daerah Bandung Barat, Ade Zakir, menegaskan bahwa Pemkab Bandung Barat masih mengandalkan sosialisasi kepada masyarakat karena belum ada EWS.

“Sampai saat ini KBB belum ada (EWS), tapi memang kita selalu mengingatkan sosialisasi, ke anak-anak sekolah, jalur-jalur ke luar ruangan, tiap tahun kita sosialisasi,” ujarnya, Selasa (19/8/2025).

Menurut Ade, langkah mitigasi yang sudah dilakukan di antaranya adalah edukasi jalur evakuasi dan latihan kesiapsiagaan. Namun, tanpa EWS, peringatan dini terhadap potensi gempa sulit dilakukan. Ia mengingatkan bahwa potensi gempa dari Sesar Lembang nyata adanya.

“Ini selalu kita waspadai, bahwa gempa itu nyata ada… lebih baik kita bersiap jika ada gempa dan masyarakat sudah paham manakala terjadi gempa,” tambahnya.

Seberapa Aktif Sesar Lembang dalam Dua Bulan Terakhir?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya peningkatan aktivitas seismik di segmen barat Sesar Lembang sejak akhir Juni 2025.

Gempa pertama terjadi pada:

  • 29 Juni magnitudo 2,7.
  • 24 Juli magnitudo 1,8.
  • 28 Juli magnitudo 2,1,
  • 14 Agustus magnitudo 1,9.
  • 15 Agustus magnitudo 1,8.
  • 19 Agustus magnitudo 2,3.

Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menegaskan bahwa kondisi ini perlu diwaspadai.

“Kami ingatkan bahwa segmen barat Sesar Lembang terjadi peningkatan aktivitas seismik,” ujarnya.

Ia menambahkan, Sesar Lembang yang membentang sepanjang 29 kilometer dari Cilengkrang hingga Padalarang merupakan sesar aktif yang bisa memicu gempa kapan saja.

“Yang pasti Sesar Lembang adalah sesar yang aktif, jadi kapan saja bisa rilis (memicu gempa),” jelasnya.

BMKG, bandung barat, sesar Lembang, Early Warning System (EWS), sesar lembang aktif, Gempa Cimahi, sesar lembang 2025, Sesar Lembang Masih Aktif dan Berbahaya, tapi Bandung Barat Belum Punya Early Warning System

ilustrasi gambaran bentangan sesar lembang di provinsi jawa barat.

Apa yang Dilakukan Pemkab Bandung Barat?

Sebagai langkah mitigasi, Pemkab Bandung Barat melakukan pendataan warga yang tinggal di sepanjang 29 kilometer garis sesar. Data ini digunakan untuk menyusun peta tematik dampak gempa.

“Jadi soal itu memang kaitannya dengan penyusunan peta tematik dampak gempa,” kata Ade.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Bandung Barat, Meidi, menuturkan pihaknya telah menyiapkan rencana kontinjensi evakuasi jika terjadi gempa besar.

“Ketika bicara Sesar Lembang, dampaknya tidak hanya di KBB, tapi meliputi Kota Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung, atau yang disebut Cekungan Bandung,” ucapnya.

Menurut Meidi, Sesar Lembang membentang dari Desa Suntenjaya di Kecamatan Lembang hingga Padalarang, dengan potensi gempa yang bisa terjadi kapan saja. Ia menegaskan pentingnya kesiapan masyarakat.

“Masyarakat boleh takut, tapi mohon dengan sangat, jangan ketakutan. Kita bekerjasama meminimalisir dampak kegempaan yang ditimbulkan,” katanya.

Apakah Rentetan Gempa Ini Bisa Memicu Gempa Besar?

BMKG memperingatkan bahwa rentetan gempa kecil di Sesar Lembang tidak boleh dianggap biasa. Daryono menyebut fenomena ini bisa menjadi gempa pembuka atau foreshocks.

“Fenomena seperti ini yang dikhawatirkan adalah gempa pembuka. Saya tidak katakan peningkatan aktivitas ini akan memicu gempa kuat, karena belum dapat diprediksi kapan gempa besar akan terjadi,” jelasnya.

Ia menambahkan, dalam kajian seismologi ada tipe gempa kuat yang sering diawali serangkaian gempa kecil. Energi yang menumpuk dapat dilepaskan dalam skala lebih besar.

“Tapi dari tiga tipe gempa, salah satu tipenya itu adalah gempa kuat yang didahului oleh aktivitas gempa pembuka,” tambahnya.

BMKG mengimbau masyarakat Bandung Raya untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menyiapkan langkah mitigasi di rumah maupun lingkungan.

Mulai dari jalur evakuasi, titik kumpul, hingga edukasi anak-anak terkait kesiapsiagaan gempa.

“Yang pasti Sesar Lembang adalah sesar yang aktif, jadi kapan saja bisa rilis. Fenomena seperti ini yang dikhawatirkan adalah gempa pembuka,” tegas Daryono.

Sebagian artikel ini telah tayang di dengan judul "Bandung Barat Akui Belum Siap Hadapi Sesar Lembang, "EWS" Belum Tersedia".

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!