Top 17+ Ribu Warga Bandung Masuk Perangkap Rentenir: Digunakan Modal Usaha hingga Pendidikan

modal usaha, rentenir, wakil wali kota Bandung, warga Bandung, erwin, kebutuhan hidup, 17 Ribu Warga Bandung Masuk Perangkap Rentenir: Digunakan Modal Usaha hingga Pendidikan

Fenomena warga terjerat praktik rentenir di Kota Bandung menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Hingga pertengahan tahun 2025, Satgas Anti Rentenir mencatat telah menerima 17.430 pengaduan.

Data tersebut menunjukkan bahwa 38 persen warga terjerat untuk kebutuhan modal usaha, 27 persen untuk kebutuhan hidup sehari-hari, 5 persen untuk keperluan pendidikan, 4 persen untuk biaya kesehatan, dan sisanya untuk kebutuhan lainnya.

Angka ini mencerminkan betapa rentenir telah menjadi solusi cepat masyarakat yang sedang dalam kondisi terdesak, namun di sisi lain justru menjerumuskan ke dalam jeratan utang yang sulit keluar.

Apa Respons Pemerintah Kota Bandung?

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan verifikasi dan evaluasi terhadap laporan pengaduan masyarakat yang terjerat rentenir.

"Laporan itu saya belum verifikasi lagi, tapi kayanya pasti benar. Kita akan diskusi dengan Satgas Anti Rentenir karena SDM-nya belum banyak, sekarang baru tingkat kota," ujarnya saat ditemui di Balai Kota Bandung, Kamis (7/8/2025).

Dalam upaya preventif, Pemerintah Kota Bandung telah menggelar Forum Group Discussion (FGD) dan mendorong pembentukan satuan tugas di setiap kecamatan.

Satgas ini nantinya bertugas memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya praktik rentenir dan hukum riba.

"Nanti mereka keliling gitu ke masyarakat mengedukasi hukum riba. Secara agama kan jelas uang riba itu saat dipakai uang halal juga jadi haram, terus efek dari riba itu susah dibayarnya," ujar Erwin.

Seberapa Besar Dampaknya terhadap Kehidupan Warga?

Erwin mengungkapkan bahwa praktik rentenir kerap menimbulkan penderitaan bagi warga. Tidak sedikit kasus penagihan yang dilakukan secara kasar dan mengarah pada kekerasan.

"Riba ini menyengsarakan karena kadang-kadang yang nagihnya juga keterlaluan. Termasuk kasus yang dicekik yang di Panyileukan yang saya urus itu kan kasihan karena ya hawanya memang hawa setan," kata Erwin.

Situasi ini menunjukkan bahwa rentenir tidak hanya menjadi masalah ekonomi, tetapi juga sosial dan psikologis bagi masyarakat.

Tekanan mental dan intimidasi dari penagih kerap membuat warga terjebak dalam siklus ketakutan dan kesulitan.

Apakah Satgas Anti Rentenir Sudah Efektif?

Meski Satgas Anti Rentenir telah beroperasi, namun kapasitas dan dukungan sumber daya masih terbatas.

Menurut Erwin, saat ini hanya ada sekitar 20 anggota Satgas untuk seluruh Kota Bandung, dengan gaji operasional sekitar Rp2 juta per bulan.

"Saat ini ada berapa orang ya (Satgas), kurang lebih 20 kalau tidak salah itu se-Kota Bandung dan operasional hanya dikasih gaji Rp2 juta, itu tidak cukup lah untuk mengurus se-Kota Bandung," ucapnya.

Ia menekankan perlunya memperkuat keberadaan Satgas ini baik dari segi jumlah personel maupun pendanaan agar upaya pencegahan dan penanganan dapat lebih efektif.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul 17 Ribu Warga Bandung Terjerat Rentenir, Mayoritas untuk Modal Usaha dan Kebutuhan Hidup.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!