Pengamat Bicara Positif-Negatif Kepindahan Satria Muda ke Bandung

Kepindahan Satria Muda ke Bandung dianggap sebagai sebuah langkah yang berisiko besar yang memberi dampak positif-negatif bagi tim pemilik 12 gelar liga basket nasional itu.
Jagat basket nasional baru-baru ini dikejutkan dengan hijrahnya salah satu klub yang berbasis di Jakarta, yakni Satria Muda, ke Ibu kota Jawa Barat, Bandung.
Kepindahan ini diiringi dengan diakuisisi klub yang sebelumnya bermarkas di wilayah Jakarta Utara itu oleh PT Persib Bandung Bermartabat (PBB).
Langkah ini dianggap kedua belah pihak sebagai langkah strategis dari sisi manajerial untuk membangun ekosistem olahraga yang lebih modern dan profesional.
"Kami melihat potensi besar dalam Satria Muda dan percaya bahwa transformasi menjadi Satria Muda Bandung akan membuka babak baru yang penuh inovasi dan semangat juara," kata CEO PT PBB, Glenn Sugita, dalam pernyataan resmi di akun media sosial Satria Muda.
"Di bawah visi bersama, kami ingin membawa basket Indonesia ke panggung yang lebih luas, lebih kompetitif, dan lebih membanggakan," lanjutnya.
Bergabungnya dua entitas besar ini memang tampak terlihat sebagai kolaborasi positif dalam menguatkan pengaruh kedua belah pihak, baik Persib maupun SM.
Namun, tak bisa dipungkiri, bahwa sinergi ini sangat mengejutkan banyak pihak.
Pasalnya, Bandung sudah memiliki klub basket dengan basis yang cukup luas, yakni Prawira Harum Bandung, yang juga terafiliasi dengan PT PBB.
Klub tersebut bahkan sudah menegaskan eksistensinya dengan menjadi juara IBL di musim 2023.
Imbasnya, dengan akuisisi yang dilakukan PT PBB terhadap SM, nasib Prawira Bandung menjadi tidak jelas. Bahkan, bisa dibilang hilang.
Langkah Berisiko SM
Berdasarkan fakta tersebut, pengamat basket nasional, Muthia Wirosastro, menilai SM telah mengambil langkah yang sangat berisiko.
Sebab, SM harus berjuang keras untuk mengumpulkan lagi basis suporternya yang sebelumnya sudah sangat lekat di Jakarta lantaran berpindah ke kota yang juga telah mengakar budaya basketnya dan dikenal memiliki sejarah rivalitas di dalam kompetisi.
Satu hal yang tak bisa dipungkiri bahwa faktor geografis dan demografi wilayah memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan sebuah klub olahraga.
"(Perpindahan SM ke Bandung) tentu sangat mengagetkan, terutama dari sisi SM-nya. Kalau Prawira Bandung memang sejak ditinggal Pak Teddy Tjahjono sudah ada rumor cukup berdarah-darah dari segi finansial," kata Muthia saat dihubungi oleh KOMPAS.com, Selasa (5/8/2025).
nya ini sebagai salah satu klub paling lama di Indonesia dan paling legendaris yang ada saat ini, memiliki salah satu fanbase terbesar juga di Indonesia, jadi cukup mengagetkan apalagi dengan status akuisisi ini."
"Jadi menurut saya, jelas ini akan jadi tantangan juga, untuk manajemen yang baru, untuk meyakinkan bahwa, darahnya masih Satria Muda, identitasnya masih Satria Muda, hanya berpindah lokasi saja, itu yang akan jadi tantangan," jelas wanita yang kerap terlihat di layar IBL TV ini.
Dampak Positif
Di satu sisi, Muthia meyakini bahwa perubahan ini bakal memberi dampak positif pada ekosistem dan persaingan di bola basket nasional.
Pasalnya, baik Satria Muda maupun Prawira Bandung sebelumnya merupakan tim yang rutin lolos ke babak playoffs.
Sebagai gambaran, playoffs merupakan fase knockout di mana tim yang kalah akan langsung tersingkir dari persaingan juara.
Muthia menilai persaingan di IBL 2026 akan semakin seru dan lebih merata sekaligus menepis stigma Jakartasentris yang selama ini melekat pada olahraga basket.
Pasalnya, tim-tim peserta IBL sudah tersebar di berbagai kota besar di Indonesia.
Mulai dari Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, dan Bali.
"Pasti akan lebih seru, karena yang bikin lebih seru, dan yang saya suka dari cerita ini bahwa bakal ada lebih banyak Cinderella story, underdog story," ujar wanita yang juga fans klub Premier League, Arsenal, ini.
"Jadi, kita sudah tidak bisa katakan, oh IBL tuh Jakartasentris karena Satria Muda sekarang sudah ke Bandung. Jadi, semoga (persaingannya) semakin merata dan berdampak juga ke animonya," tutur dia.