Lapor Anaknya Diculik, Orangtua di Bandung Ternyata Jual Bayinya ke Sindikat tapi Belum Dibayar

Bandung, perdagangan bayi, penjualan bayi, sindikat perdagangan bayi, Singapura, bandung, singapura, Sindikat perdagangan bayi, sindikat penjualan bayi ke Singapura dibongkar, sindikat penjualan bayi, sindikat penjualan bayi ke singapura, sindikat perdagangan bayi di jawa barat, Lapor Anaknya Diculik, Orangtua di Bandung Ternyata Jual Bayinya ke Sindikat tapi Belum Dibayar

Kasus dugaan penculikan bayi yang dilaporkan oleh seorang orangtua di Bandung, Jawa Barat, justru membongkar praktik sindikat perdagangan bayi lintas negara.

Fakta mengejutkan ini terungkap setelah Polda Jawa Barat melakukan penyelidikan intensif atas laporan tersebut.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jabar Kombes Pol Surawan mengungkapkan, awalnya polisi menerima laporan dari seorang orangtua yang mengaku anaknya diculik.

Namun, setelah dilakukan pendalaman, laporan tersebut ternyata bermula dari transaksi penjualan bayi yang belum tuntas karena pembayaran belum dilakukan secara penuh.

“Pengungkapan ini berawal dari laporan penculikan, tapi setelah kita selidiki ternyata ini terkait dengan transaksi penjualan bayi yang tidak selesai dibayar. Orangtuanya melapor karena merasa dirugikan,” ujar Surawan dalam konferensi pers di Mapolda Jabar, Senin (15/7/2025).

Modus Transaksi Bayi Terorganisasi

Penyidik menemukan bahwa pelaku merupakan bagian dari sindikat perdagangan bayi yang telah beroperasi secara terorganisasi dan lintas negara. Bayi yang lahir dari pasangan-pasangan muda dengan latar belakang ekonomi sulit ini dijual ke luar negeri, terutama ke Singapura.

“Bandung dijadikan titik awal pergerakan bayi-bayi yang akan dikirim ke luar negeri. Dari hasil penyidikan, bayi-bayi ini kemudian dibawa ke Batam sebelum akhirnya dipindahkan ke Singapura,” kata Surawan.

Dalam kasus ini, Polda Jawa Barat telah menetapkan 12 orang sebagai tersangka. Mereka memiliki peran masing-masing, mulai dari pencari ibu hamil, pengatur dokumen palsu, hingga kurir yang mengantar bayi lintas daerah.

Motif Ekonomi dan Iming-iming Uang

Motif utama dari para orangtua yang menjual bayinya kepada sindikat ini adalah masalah ekonomi. Mereka tergiur oleh janji akan mendapatkan uang dalam jumlah besar.

“Dari keterangan salah satu korban, motif mereka menjual bayinya karena faktor ekonomi. Ada iming-iming mendapatkan uang sekitar Rp 15 juta hingga Rp 25 juta per bayi,” ungkap Surawan.

Namun, dalam kasus yang kemudian dilaporkan sebagai penculikan ini, pihak sindikat ternyata belum membayar lunas kepada orangtua bayi tersebut. Karena merasa dirugikan, orangtua akhirnya melapor ke polisi dengan dalih anaknya diculik.

Surawan menambahkan, transaksi penjualan bayi ini dilakukan secara daring melalui media sosial dan aplikasi pesan instan.

Pelaku menggunakan akun palsu untuk menawarkan bayi, lengkap dengan keterangan umur, kondisi fisik, dan lokasi.

“Pola komunikasi mereka terpantau melalui aplikasi seperti WhatsApp dan media sosial. Dari sana, jaringan mereka kami identifikasi satu per satu,” ujarnya.

Polda Jabar kini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan instansi terkait untuk memperketat pengawasan terhadap proses persalinan di rumah sakit, terutama terhadap ibu yang hamil di luar nikah atau tanpa identitas yang jelas.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, juga telah meminta seluruh rumah sakit di Bandung meningkatkan kewaspadaan dan koordinasi dengan aparat apabila menemukan kejanggalan dalam proses persalinan.

“Kami minta rumah sakit agar memperketat pengawasan, jangan sampai ada bayi yang lahir lalu berpindah tangan tanpa prosedur resmi,” ujar Erwin.

Kasus ini kini dalam proses pengembangan. Polisi tengah memburu anggota sindikat lainnya, termasuk pihak yang berada di luar negeri. Para tersangka dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Anak dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

“Ini bukan hanya soal pelanggaran hukum, tetapi menyangkut masa depan dan hak hidup anak. Kami tidak akan toleransi terhadap pelaku perdagangan bayi,” tegas Surawan.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Ini Tampang Para Pelaku Penjualan Balita, 12 Perempuan Berbagi Peran, Perekrut hingga Perawat Bayi