Kaesang Ziarah ke Makam Soeharto, Kutip Falsafah Jawa "Mikul Duwur Mendem Jero"

Kaesang Pangarep, makam Soeharto, presiden Soeharto, ketum psi, astana giri bangun karanganyar jawa tengah, Kaesang Ziarah ke Makam Soeharto, Kutip Falsafah Jawa

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, melanjutkan rangkaian ziarah ke makam para presiden Republik Indonesia dengan berziarah ke makam Presiden kedua RI, Soeharto, dan istrinya, Siti Hartinah atau yang dikenal sebagai Ibu Tien Soeharto, di Astana Giri Bangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu malam (23/8).

Kegiatan ini bertepatan dengan hari lahir almarhumah Ibu Tien Soeharto yang lahir pada 23 Agustus 1923 dan wafat pada 28 April 1996.

"Alhamdulillah rangkaian acara nyekar ke seluruh presiden yang sudah wafat, sudah terselesaikan malam ini. Di malam yang terakhir kami alhamdulillah berkesempatan untuk nyekar di Astana Giri Bangun untuk menyekar Presiden Kedua Republik Indonesia dan alhamdulillah semuanya lancar," ujar Kaesang di lokasi dikutip dari Antara.

Mengapa Kaesang Mengingat Soeharto sebagai Bapak Pembangunan?

Dalam kesempatan itu, Kaesang mengenang Soeharto yang akrab disapa Pak Harto sebagai Bapak Pembangunan Indonesia.

Menurutnya, banyak infrastruktur yang dibangun pada era kepemimpinan Soeharto masih berdiri kokoh hingga saat ini dan menopang berbagai kebutuhan masyarakat.

"Presiden Kedua ini adalah bapak pembangunan Indonesia, banyak fasilitas-fasilitas yang sudah dibangun oleh beliau," ungkap Kaesang.

Meski menyadari bahwa setiap manusia tidak luput dari kesalahan, Kaesang menilai jasa Soeharto tetap tidak bisa dihapus dari perjalanan bangsa.

Apa Makna Filosofi Jawa yang Dikutip Kaesang?

Putra Presiden ke-7 RI Joko Widodo itu juga menyinggung falsafah Jawa mikul duwur mendem jero, yang berarti menjunjung tinggi kebaikan orang lain sekaligus menyimpan rapat-rapat kekurangan mereka.

"Ada satu quote yang menurut saya baik juga untuk kita ilhami yaitu mikul duwur mendem jero. Kalau ada kebaikan ya kita tinggikan, tapi kalau ada keburukan ya kita tanam baik-baik. Kenapa? Mau bagaimana pun manusia itu bukan makhluk yang sempurna, pasti punya kesalahan. Tapi kita sebagai masyarakat Indonesia tetap harus menghormati seluruh presiden yang sudah berjasa untuk republik ini," kata Kaesang.

Ziarah ke makam Soeharto menjadi penutup dari rangkaian ziarah Kaesang ke sejumlah makam presiden RI.

Rangkaian tersebut diawali dengan kunjungan ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, pada Jumat (22/8/2025) pagi.

Di sana, Kaesang berziarah ke makam Presiden ke-3 RI, Bacharuddin Jusuf Habibie, sekaligus tabur bunga di makam mantan Ketua MPR Taufik Kiemas dan Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono.

Tak hanya itu, ia juga menyempatkan diri berziarah ke makam Perdana Menteri Pertama RI, Sutan Sjahrir, serta Wakil Presiden ke-3 RI sekaligus pendiri LKBN ANTARA, Adam Malik.

Pada hari yang sama, Kaesang melanjutkan perjalanan ke Jawa Timur untuk berziarah ke makam Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), di kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang.

Selain itu, Kaesang juga berziarah ke makam Presiden pertama RI, Soekarno (Bung Karno), di Blitar, Jawa Timur.

Menurutnya, setiap presiden memiliki jasa besar yang harus dihormati generasi setelahnya. Rangkaian ini menjadi simbol penghormatan kepada seluruh pemimpin bangsa yang sudah wafat.

Ziarah Kaesang berakhir di makam Soeharto di Astana Giri Bangun, Karanganyar. Dengan demikian, ia telah menyelesaikan rangkaian penghormatan kepada presiden-presiden RI yang telah mendahului.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!