Jokowi Sebut PSI Bukan Milik Keluarga, PDI-P: Itu Diucapkan di Depan Anaknya Sendiri

Pernyataan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), yang menyebut Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak dimiliki oleh elite maupun keluarga, memantik reaksi keras dari politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Guntur Romli.
Pasalnya, menurut Guntur, pernyataan tersebut disampaikan langsung di depan anaknya, Kaesang Pangarep, yang kini menjabat sebagai Ketua Umum PSI.
"Jokowi bilang PSI tidak dikuasai oleh keluarga, apa dia enggak punya malu? Menyampaikan hal itu di depan anaknya yang jadi Ketum PSI," kata Guntur kepada Kompas.com, Senin (21/7/2025).
Pernyataan ini muncul menyusul Kongres PSI di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (19/7/2025), di mana Jokowi menegaskan bahwa PSI adalah partai yang dimiliki oleh seluruh kader, tanpa dominasi elite atau keluarga.
"Tidak ada kepemilikan elite, tidak ada kepemilikan keluarga, semua memiliki saham yang sama," kata Jokowi.
Bagaimana Proses Terpilihnya Kaesang Sebagai Ketum PSI?
Juru Bicara PDI-P Guntur Romli saat ditemui di Kantor DPP PDI-P, Selasa (7/1/2025).
Kaesang Pangarep terpilih sebagai Ketua Umum PSI periode 2025–2023 melalui sistem e-vote atau pemilihan daring. Ia menang telak dengan memperoleh 65,28 persen suara, mengalahkan dua pesaingnya, Ronald A Sinaga (22,23 persen) dan Agus Mulyono Herlambang (12,49 persen).
Namun, proses pemilihan ini menuai kritik dari sejumlah pihak, salah satunya Guntur Romli yang merupakan mantan kader PSI. Ia menyebut pemilihan tersebut sebagai "sepak bola gajah", istilah yang merujuk pada pertandingan sepak bola yang sudah diatur hasil akhirnya.
"Seperti yang saya tegaskan satu bulan sebelum ini, Ketum PSI itu pasti Kaesang. Pemilihan Ketum PSI seperti sepak bola gajah, semua sudah diatur, termasuk siapa yang menang," ujar Guntur.
Apa Respons PSI atas Kritik Ini?
Menanggapi kritik tersebut, juru bicara PSI, I Putu Yoga Saputra, memilih untuk tidak memperpanjang polemik. Ia menyatakan bahwa partainya ingin fokus bekerja dan tidak terpancing oleh tudingan politik.
"Seperti makna baru lambang partai PSI yaitu gajah yang bijaksana, kami memilih tidak menanggapi tudingan seperti itu. Gajah tidak mau ribut dan berisik. Gajah fokus pada kerja-kerja yang berdampak positif bagi rakyat," ujar Yoga kepada wartawan, Selasa (22/7/2025).
Dalam pidato perdananya sebagai Ketum PSI, Kaesang menyampaikan permintaan maaf karena PSI belum berhasil masuk ke parlemen pada Pemilu 2024. Ia mengajak kader PSI untuk tetap berjuang menyongsong Pemilu 2029.
"Tapi ingat, di 2029 nanti, kita akan menjadi partai yang diperhitungkan," ujar Kaesang, sembari menegaskan pentingnya memulai budaya politik yang baru.
Kaesang juga menyampaikan bahwa PSI adalah partai yang menawarkan alternatif budaya politik yang berbeda.
"Saya menyadari masih banyak kekurangan. Tapi setidaknya, kita sudah berani memulai," katanya.
Guntur juga menyorot peran Ketua Dewan PSI, Jeffrie Geovanie, yang disebutnya pernah menyatakan bahwa PSI harus memiliki "darah Jokowi". Hal ini memperkuat dugaan bahwa kepemimpinan Kaesang sudah dirancang sejak awal.
"Dan Ketua Dewan PSI, Jeffrie Geovanie, menegaskan PSI itu harus ada darah Jokowi atau keluarganya," ungkap Guntur.
Sebagian artikel ini telah tayang di dengan judul "Jokowi Sebut PSI Bukan Milik Keluarga, PDI-P: Apa Dia Enggak Punya Malu?".