[HOAKS atau FAKTA]: Tom Lembong Bebas Dari Dakwaan Karena Ingin Jokowi Jadi Saksi
![[HOAKS atau FAKTA]: Tom Lembong Bebas Dari Dakwaan Karena Ingin Jokowi Jadi Saksi](https://ids.alongwalker.co/media/id/aHR0cHM6Ly9pbWcubWVyYWhwdXRpaC5j-b20vbWVkaWEvOGYvYmIvMWIvOGZiYjFi-ODhlZmM0YmQ0MDQ5Yzg0Y2Y5YTZjM2Rj-MjkucG5n/de34075a1c7a82f2ce8a26f43613a112.png)
Terdakwa kasus dugaan impor gula Thomas Lembong (Tom Lembong) dikabarkan dibebaskan dari dakwaan.
Dari isu yang bertebaran di media sosial, Tom yang juga mantan Menteri Perdagangan ini dikabarkan dibebaskan karena ingin menghadirkan Presiden ke-7 Joko Widodo sebagai saksi dalam persidangan kasusnya.
Akun Facebook “Poetra Come Back” mengunggah video berisi narasi:
“Alhamdulillah ???????? Tom Lembong Bebas…
Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Bersalah , Lantas Yang Bersalah Lagi Ngadem ???? Mungkin Lagi Foto Foto Atau Liburan”
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) memanfaatkan Google Lens untuk mencari tahu konteks asli video. Pencarian tangkapan layar untuk momen “Tom Lembong membuka baju tahanan” mengarah ke video serupa unggahan akun Tiktok “wia” pada Sabtu (5/7/2025).
Video tersebut merupakan potongan dokumentasi saat Tom Lembong menghadiri sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, pada Jumat (4/7/2025).
Sementara itu, tangkapan layar untuk momen “Tom Lembong diwawancarai” mengarah ke video kanal YouTube METRO TV “Tom Lembong Respons soal Usulan Jokowi Jadi Saksi – [Primeme News]”, yang tayang Selasa (1/7/2025).
Konteks asli video adalah momen saat Tom Lembong diwawancarai terkait usulan sejumlah ahli untuk menghadirkan Jokowi sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi impor gula.
TurnBackHoax kemudian mencari kata kunci “Tom Lembong dibebaskan usai sebut Jokowi perintahkan impor gula” pada mesin pencarian Google.
Hasilnya, pencarian teratas mengarah ke pemberitaan tempo.co “Cerita Tom Lembong Diperintahkan Jokowi Impor Gula”.
Tidak ada pernyataan resmi atau pemberitaan kredibel yang membenarkan klaim. Unggahan video disertai klaim “Tom Lembong bebas tanpa syarat usai seret Jokowi” merupakan konten yang menyesatkan. (*)