Alasan Pelatih Persib Tunjuk Uilliam Barros dan Marc Klok Jadi Algojo Penalti

Persib Bandung gagal memaksimalkan dua hadiah penalti untuk mencetak gol saat berlaga menghadapi PSIM Yogyakarta. 

Hasil PSIM vs Persib Bandung berakhir dengan skor 1-1 pada Minggu (24/8/2025) di Stadion Sultan Agung, Bantul, pada pekan ketiga Super League 2025-2026.

Persib tertinggal lebih dulu lewat tendangan penalti Ze Valente menit 64.

Selang tujuh menit, wasit Axel Febrian Sinaga memberikan hadiah penalti untuk Persib Bandung usai Reva Adi menyentuh bola dengan tangannya. 

Namun, eksekusi Uilliam Barros pada menit ke-71 gagal. Tendangannya melambung di atas mistar gawang Cahya Supriyadi. 

Drama terjadi pada masa tambahan waktu. Persib sukses menyamakan skor lewat sundulan Patricio Matricardi pada menit ke-90+6.

Tak sampai di situ, wasit Axel kembali menunjuk titik putih usai Frans Putros dijatuhkan Reva Adi di kotak terlarang. 

Namun, eksekusi Marc Klok pada menit ke-90+17 juga gagal. Tendangan rendahnya ke arah tengah justru mampu dihalau kaki Cahya Supriyadi yang sejatinya sudah melangkah ke kanan.

Pelatih Persib, Bojan Hodak, memaparkan alasan mengapa menunjuk Uilliam Barros sebagai algojo pertama, disusul Marc Klok sebagai eksekutor kedua dari titik putih. 

“Saya hanya bisa katakan, Barros tidak pernah gagal penalti di latihan dalam dua bulan terakhir,” kata Hodak. 

“Dan Marc (Klok) musim lalu adalah algojo kami juga, jadi dalam dua tahun terakhir saya rasa dia juga tidak pernah gagal. Itu saja,” jelas Hodak memberi alasan. 

Hodak Pertimbangkan Ganti Algojo Penendang Penalti Persib

Aksi Uilliam Barros dalam laga pekan pertama Super League 2025-2026 Persib vs Semen Padang di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Sabtu (9/8/2025).

Pelatih asal Kroasia itu menerangkan bahwa kondisi menendang penalti saat latihan dan kala pertandingan itu berbeda. 

Apalagi, saat memasuki menit-menit krusial. Terkadang suasana juga jadi tidak bersahabat, seperti yang dirasakan Klok kala diganggu fokusnya beberapa kali oleh pemain PSIM jelang menendang. 

“Masuk ke pertandingan itu berbeda. Ketika sudah mulai lelah, memasuki menit 90, suasana yang tidak bersahabat di sekitar pemain, kadang dari sisi mental membuat penendang melakukan kesalahan,” tutur Hodak. 

Setelah dua penendang penalti utama itu menemui kegagalan, Hodak akan melihat perkembangan situasinya ke depan. 

“Kami akan coba dan semuanya itu tergantung situasinya soal penendang penalti, jadi kita lihat nanti," ujar sang pelatih asal Kroasia tersebut.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!