Pelatih Persib Pasrah Terima Hukuman Ciro Alves, Singgung Sanksi Yuran Fernandes

Ciro Alves, Persib, Komdis PSSI, Persib Bandung, Malut United, Bojan Hodak, Yuran Fernandes, persib bandung, yuran fernandes, Pelatih Persib Pasrah Terima Hukuman Ciro Alves, Singgung Sanksi Yuran Fernandes

Komite Disiplin (Komdis) PSSI memberi sanksi tambahan bagi Ciro Alves. Sang pemain Brasil pun tak punya ruang untuk melaksanakan laga perpisahan dengan Persib. 

Artinya, ia tak bisa membela Persib Bandung dalam dua laga terakhir tim di Liga 1 2024-2025 menghadapi Persita Tangerang dan Persis Solo. 

Ciro Alves disanksi lantaran aksinya dalam laga pekan ke-31 melawan Malut United pada 2 Mei silam di Stadion Kie Raha, Ternate. 

Pelanggaran itu juga dinilai sebagai violent conduct alias perilaku kasar/agresif. Sehingga, Ciro Alves dianggap melanggar Kode Disiplin PSSI Tahun 2023 di sidang Komdis PSSI pada 8 Mei lalu. 

Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak, hanya bisa pasrah, tak bisa berbuat apa-apa, meski merasa gerakan sikut Ciro merupakan refleks dalam duel perebutan bola. 

Hodak memastikan tak bisa memainkan sang penyerang lincah asal Brasil itu saat tandang ke markas Persita Tangerang, Jumat (16/5/2025) dan laga pekan terakhir Liga 1 kontra Persis Solo, pada 24 Mei. 

“Mau bagaimana lagi? Ciro diskors. Dia secara resmi tidak bisa bermain dua pertandingan. Itu artinya dia tidak akan main di laga terakhir."

Hodak tak bisa berkomentar panjang lebar. Sebab, jika terlalu jauh mengkritisi sepak bola Indonesia atau Komdis PSSI, ia takut terkena masalah. 

Kasus bek PSM Makassar, Yuran Fernandes, yang diskors tak boleh bermain di Liga Indonesia selama satu tahun akibat perkataan di media sosial, menjadi acuan Hodak.

“Tidak ada komentar. Anda lihat Yuran (Fernandes) memberi komentar? Hasilnya apa? Jadi saya tidak bisa komentar. Kecuali kamu ingin saya terkena masalah,” ucap Hodak. 

Kebuntuan sempat terjadi. Namun, Maung Bandung pada akhirnya bisa mengamankan skor 1-1 saat menjamu Barito berkat gol bunuh diri lawan pada detik-detik akhir. 

Hodak pun mengungkap bagaimana cara timnya bisa mempertahankan posisi puncak klasemen, sampai akhirnya jadi juara Liga 1 meski tanpa kekuatan penuh. 

“Kamu harus punya pemain lain yang bisa main di posisi itu. Jadi musim ini kami pada dasarnya punya dua pemain untuk setiap posisi. Tapi kamu juga butuh pemain yang bisa main di beberapa posisi,” paparnya. 

“Jadi untuk posisi itu (penyerang), kami punya Kastaneer, yang pada akhirnya juga cedera. Kami punya Dimas (Drajad) yang bisa main sebagai striker, bisa juga di sayap kanan. Jadi selalu ada satu pemain yang siap dimainkan,” jelasnya.