Pernyataan Resmi FIFPRO Terkait Kasus Yuran Fernandes

Federasi Internasional Asosiasi Pesepak Bola Profesional (FIFPRO) menyampaikan keprihatinannya terhadap sanksi larangan bermain selama satu tahun yang dijatuhkan Komite Disiplin (Komdis) PSSI kepada bek PSM Makassar, Yuran Fernandes.
FIFPRO menyebut hukuman tersebut sebagai "berlebihan dan tidak proporsional", serta menegaskan bahwa setiap pesepak bola profesional memiliki hak untuk menyuarakan pendapatnya secara bebas.
“FIFPRO sangat percaya bahwa semua pesepak bola profesional seharusnya bisa mengekspresikan diri mereka secara bebas,” demikian pernyataan resmi FIFPRO pada Jumat (17/5/2025).
“Oleh karena itu, kami prihatin atas sanksi yang keras dan tidak proporsional terhadap Yuran Fernandes, yang membuatnya tidak bisa bekerja selama 12 bulan, ditambah denda. Kami saat ini berkomunikasi dengan serikat pemain kami yang berafiliasi, APPI, terkait kasus ini,” lanjut pernyataan tersebut.
Sebelumnya, Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) mengonfirmasi bahwa mereka langsung melaporkan kasus Yuran Fernandes kepada FIFPRO tak lama setelah putusan Komdis PSSI diterima.
“Sejak putusan Komdis PSSI diterima oleh Yuran, APPI langsung melaporkan hal ini kepada FIFPRO,” ujar Presiden APPI, Andritany Ardhiyasa, dalam pernyataan tertulis.
Andritany menambahkan bahwa saat ini APPI bersama PSM Makassar dan FIFPRO tengah menghormati proses banding yang sedang berjalan serta bersiap untuk mengambil langkah lebih lanjut setelah keputusan dari Komite Banding PSSI diumumkan.
Latar Belakang Hukuman Satu Tahun
Dalam unggahannya di Instagram pada tanggal 3 Mei, Yuran mengungkapkan rasa frustrasi setelah golnya dibatalkan oleh wasit di babak pertama. Keputusan wasit dinilainya tidak tepat.
Dia juga menambahkan, “Jika Anda ingin menghasilkan uang, Anda bisa datang ke Indonesia. Jika Anda ingin BERMAIN SEPAK BOLA SERIUS, menjauhlah dari Indonesia.”
Namun, keputusan itu menuai protes dari sejumlah pihak, termasuk APPI dan kini FIFPRO, yang menilai hukuman itu terlalu berat dan dapat mengganggu hak dasar pemain untuk bekerja.
Saat ini, proses banding tengah berlangsung dan menjadi penentu masa depan Yuran Fernandes di sepak bola Indonesia. FIFPRO dan APPI menyatakan akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memastikan bahwa hak-hak pemain tetap dilindungi.