Hakim Djuyamto Cs Segera Diadili Terkait Suap Vonis Bebas Kasus CPO

Hakim Djuyamto Cs Segera Diadili Terkait Suap Vonis Bebas Kasus CPO

Kejaksaan Agung (Kejagung) telah melimpahkan berkas perkara suap terkait penanganan perkara ekspor crude palm oil (CPO) atau bahan baku minyak goreng ke Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (11/8)

Dalam kasus tersebut, ada lima orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Yakni eks Ketua PN Jakarta Selatan Muhammad Arif Nuryanta, panitera muda nonaktif PN Jakarta Utara Wahyu Gunawan, dan hakim nonaktif PN Jakarta Pusat Agam Syarif Baharudin, Ali Muhtaro, dan Djuyamto.

Berkas perkara Djuyamto teregister dengan Nomor 71/Pid.Sus-TPK/2025/PN.Jkt.Pst. Sedangkan, Nomor 72/Pid.Sus-TPK/2025/PN.Jkt.Pst atas nama terdakwa Agam Syarief Baharudin.

"Segera Diadili, Berkas Perkara Hakim Djuyamto dkk Teregister di Pengadilan Tipikor," tutur Jubir PN Jakarta Pusat Andi Saputra di Jakarta, Selasa (12/8).

Dalam perkara ini, kelima hakim diduga menerima suap untuk menjatuhkan vonis lepas atau ontslag van alle recht vervolging terhadap terdakwa tiga korporasi dalam kasus korupsi ekspor crude palm oil (CPO) atau bahan baku minyak goreng.

Selain itu, Marcella Santoso dan Ariyanto merupakan advokat dari tersangka korporasi di dalam kasus CPO, yakni PT Wilmar Group, PT Permata Hijau Group, dan PT Musim Mas Group.

Keduanya bersama Wahyu Gunawan selaku panitera muda perdata pada PN Jakarta Utara, diduga menjadi perantara bagi tersangka Muhammad Syafei selaku anggota tim legal PT Wilmar, untuk memberikan uang suap sebesar Rp60 miliar kepada Muhammad Arif Nuryanta selaku Wakil Ketua PN Jakarta Pusat pada saat itu.

Adapun uang suap itu kemudian dibagikan oleh Arif Nuryanta kepada tiga hakim yang bertindak sebagai majelis hakim pada persidangan kasus CPO, yakni Djuyamto, Agam Syarif Baharuddin, dan Ali Muhtarom dengan tujuan untuk memuluskan pemberian putusan lepas. (Pon)