Konsisten Bebas Aktif, Kadin dan Pemerintah Rayakan 75 Tahun Persahabatan RI-China

Menteri PKP dan WKU Bidang Hub. Luar Negeri Kadin Indonesia
Menteri PKP dan WKU Bidang Hub. Luar Negeri Kadin Indonesia

Kadin Indonesia menggelar perhelatan "75 Years Of Indonesia-China Friendship", dengan mengundang para stakeholder dan kalangan dunia usaha dari kedua negara, guna merayakan 75 Tahun Persahabatan Indonesia-China.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait alias Ara yang juga turut hadir menegaskan, jalinan persahabatan erat RI-China selama 7,5 dekade ini menandakan bahwa Indonesia tetap setia pada posisi non-blok, di tengah ragam manuver geopolitik global terkini.

"Saya rasa sangat jelas, karena posisi negara kita yang sudah diatur dalam konstitusi itu adalah bahwa kita bebas aktif. Jadi itu pegangan yang sangat kuat sebagai dasar pemimpin berpikir, berstrategi, bertujuan, bekerja, dan berkomunikasi," kata Ara di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin, 25 Agustus 2025.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, saat menggelar rapat bersama para petinggi Grup Lippo dan para konsumen Meikarta di kantornya, kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu, 23 April 2025

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, saat menggelar rapat bersama para petinggi Grup Lippo dan para konsumen Meikarta di kantornya, kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu, 23 April 2025

Eratnya hubungan RI-China menurut Ara juga dapat dilihat dari kunjungan resmi kenegaraan yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto ke China, usai menang pemilu dan menjadi presiden RI terpilih.

Dengan latar belakang sebagai pengusaha, Ara mengaku bahwa dirinya melihat dengan sangat jelas peningkatan investasi asal China di Tanah Air, yang terus tumbuh dan berkembang setiap tahunnya.

"Jadi prinsip kita kan seperti yang Pak Prabowo ajarkan, 'Satu musuh terlalu banyak, seribu kawan terlalu sedikit'. Maka kita berkawan sama semua dan kita menghindari permusuhan. Itu dibuktikan Pak Prabowo dengan komunikasi yang bagus ke RRC, AS, Rusia, Jepang, Perancis," ujar Ara.

Dia menegaskan, alih-alih terjebak dalam konflik berbagai pihak yang tengah berkecamuk di dunia hari ini, Pemerintah Indonesia secara konsisten tetap menjadi negara non-blok dan bebas aktif, dengan tujuan mendapatkan keuntungan nasional dari jalinan kerja sama dengan negara lain.

"Yang penting bagi kepentingan nasional kita adalah kita mendapatkan manfaat dari hubungan-hubungan itu. Terutama dalam konteks sekarang tentu adalah manfaat ekonomi. Keluar dari itu, politik luar negeri, diplomasi, teknologi, dan sebagainya," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Hubungan Luar Negeri Kadin Indonesia, Bernardino M. Vega, turut mengamini penjelasan Manteri Ara tersebut.

"Saya rasa Indonesia kan sudah melakukan (politik) bebas aktif. Jadi dengan semua negara kita berhubungan baik, termasuk dengan Amerika Serikat dan juga dengan China," kata Bernardino.

Direktur Utama AdaKami, Bernardino Moningka Vega (Dino)

Direktur Utama AdaKami, Bernardino Moningka Vega (Dino)

Karenanya, perayaan 75 tahun Persahabatan RI-China yang digelar Kadin hari ini, menurutnya hal ini merupakan sebuah perayaan yang signifikan. Utamanya mengingat berbagai peran China di Indonesia selama ini, baik dalam hal investasi maupun perdagangan yang telah turut berkontribusi bagi perekonomian nasional.

"Jadi peran Republik Rakyat Tiongkok ini bukan hanya di perdagangan, tapi juga di investasi pada beberapa sektor seperti digital, mineral, infrastruktur, dan sebagainya. Kita berharap ini bisa berlanjut dan bisa bertingkat, sehingga Indonesia juga bisa menikmati kemakmuran dari wilayah kita sendiri," kata Bernardino.

"Karena kalau kita lihat, investasi di Asia Tenggara tahun lalu yang paling banyak dari Amerika Serikat, dan yang kedua dari Tiongkok. Jadi sebetulnya Asia Tenggara ini suatu wilayah yang sangat diminati (untuk investasi), apalagi Indonesia," ujarnya.