Inovasi Ini bikin Kompetitor Waswas

Inovasi atau ide baru sering digembar-gemborkan sebagai salah satu selling point atau nilai jual kepada masyarakat dan investor lantaran diklaim bisa mengubah dunia.
Dalam konteks bisnis, inovasi adalah kemampuan untuk menyusun, mengembangkan, menyampaikan, mengukur kinerja produk, layanan, proses, dan model bisnis baru untuk pelanggan.
Tentunya, pada konteks ini, inovasi adalah barang/hal yang dijual oleh bisnis, karena inovasi tersebut adalah keunggulan produk yang ditawarkan oleh bisnis dan tidak dimiliki oleh pesaing.
Inovasi pun dilakukan BRI Life dengan Produk Arunika yang inovatif, sebuah langkah strategis untuk memperluas penetrasi di segmen ritel.
Produk tersebut bagian dari komitmen dalam memberikan perlindungan terbaik selaras dengan kebutuhan nasabah serta memberi nilai tambah bagi nasabah melalui inovasi dan kolaborasi.

Ilustrasi inovasi.
Strategi ini menjadi salah satu keberhasilan BRI Life yang mencatatkan pertumbuhan pesat di semester I 2025.
Pencapaian Annualized Premium Equivalent (APE) tertinggi mencapai Rp2 triliun, atau melonjak 29,3 persen dari tahun sebelumnya, bukanlah kebetulan.
Angka ini mencerminkan keberhasilan strategi bisnis yang terintegrasi, didukung oleh kolaborasi kuat dengan BRI dan FWD.
Fokus utama pertumbuhan BRI Life berasal dari lini bancassurance, yang menyumbang 63,2 persen dari total APE.
Namun, yang lebih menarik adalah ledakan pertumbuhan di segmen korporasi, yang meroket hingga 216,6 persen secara tahunan (YoY).
Selain pertumbuhan bisnis, BRI Life juga menunjukkan kinerja keuangan yang solid.
Perusahaan berhasil mencatatkan laba Rp419,2 miliar, naik 32 persen, serta menjaga rasio klaim tetap optimal — bahkan lebih rendah dari rata-rata industri.
Dengan Risk Based Capital (RBC) 579,6 persen, BRI Life tidak hanya tumbuh, tetapi juga menunjukkan stabilitas dan kesehatan finansial yang luar biasa.
"Kenaikan ini didorong oleh produk asuransi kesehatan yang tumbuh fantastis sebesar 402,4 persen setelah kami mengambilalih pengelolaan layanan TPA (Third Party Administrator) secara mandiri. Inisiatif ini membuktikan bahwa investasi pada kapabilitas internal dapat memberikan hasil yang signifikan," ungkap Direktur Utama Aris Hartanto, Sabtu, 30 Agustus 2025.