Penurunan Arus Mudik Lebaran 2025: Analisis Data dan Penyebabnya

Salah satu analisis penyebab penurunan arus mudik tahun ini diungkap oleh Ki Darmaningtyas, peneliti inisiatif strategis dari Instran (Institut Studi Transportasi).

Kepadatan terjadi di jalur Nagreg pada H-3 Lebaran, kendaraan pemudik memanjang dari arah Limbangan Kabupaten Garut, hingga Pamuncakan, Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (28/3/2025)
Menurutnya, meskipun ada kebijakan seperti WFA (Work from Anywhere) yang memberi fleksibilitas waktu liburan, kenyataannya kebijakan tersebut tidak terlalu berdampak pada peningkatan jumlah pemudik.
Justru, beberapa faktor lain seperti efisiensi anggaran, penurunan daya beli, dan ketidakpastian ekonomi menjadi alasan utama menurunnya jumlah kendaraan dan pemudik.
“Hal itu terlihat dari kondisi di lapangan, di daerah-daerah tujuan pemudik. Di wilayah DIY misalnya, baik di Kota Yogyakarta maupun Kabupaten Gunungkidul yang saat arus mudik dan saat Lebaran dipadati dengan kendaraan pribadi, utamanya mobil berpelat polisi non-AB, musim mudik 2025 ini terlihat sepi,” ujar Darmaningtyas dalam keterangan resmi, Kamis (3/4/2025).
“Sejumlah testimoni yang melakukan perjalanan pada H-2 sampai H-1 melewati Tol Trans Jawa dari arah Jawa Timur misalnya, menyatakan sangat lancar, termasuk kendaraan yang mengarah ke Jawa Timur pun tergolong sepi,” kata dia.
Adanya penurunan ini terlihat jelas di beberapa titik penting, seperti di Tol Trans Jawa, yang sebelumnya selalu dipadati kendaraan pada musim mudik.
Berdasarkan data PT Jasa Marga (Persero) yang dihimpun dari Pintu Tol Ciawi 1, Cikampek Utama 1, Kalihurip Utama 1 (Jawa Barat), dan Cikupa, antara H-5 sampai H-1, arus mudik 2024 dengan 2025 menunjukkan adanya penurunan selama kurun waktu H-5 sampai H-1.
Yang ada pengaruh sepertinya adalah libur lebih awal, hal itu terlihat dari pergerakan pada H-10 dan H-9 yang meningkat cukup signifikan, yaitu dari 93.568 unit (H-10, 2024) menjadi 161.893 (H-10, 2025) dan dari 116.579 unit (H-9, 2024) menjadi 166.948 unit (H-9, 2025).

Kepadatan kendaraan kembali terjadi di Pelabuhan Merak pada H-2 Lebaran atau Sabtu (29/3/2025) dini hari. Seluruh kantong parkir dipenuhi kendaraan yang didominasi mobil pribadi.
Menandakan bahwa meskipun jumlah kendaraan berkurang, orang masih memilih untuk bepergian, meskipun mungkin dengan moda transportasi yang lebih terjangkau atau lebih praktis.
Berdasarkan hasil pantauan PT ASDP (Persero) dalam kurun waktu H-10 (21/3) sampai H (31/3), apabila pada mudik Lebaran 2024 terdapat 225.637 kendaraan roda empat yang menyeberang dari Pelabuhan Merak, maka pada tahun ini menjadi 225.400 kendaraan roda empat, atau turun 0,1 persen.
“ASN-ASN muda, yang masih punya tanggungan angsuran rumah dan kendaraan, pasti memilih tidak mudik, karena selama 3 bulan terakhir mereka tidak mendapatkan tambahan penghasilan, baik dari perjalanan dinas ataupun kegiatan seremonial, dan konsultansi,” ucap Darmaningtyas.
“Mereka lebih baik mengefisienkan pendapatannya untuk membayar cicilan rumah dan kendaraan, sehingga memilih tidak mudik. Bagi kaum lansia, minat untuk bepergian amat dipengaruhi oleh berita-berita mengenai cuaca ekstrem,” ujarnya.
Hotel-hotel dan tempat-tempat hiburan juga sepi pengunjung, dan ini berdampak pada turunnya kesejahteraan karyawan sehingga mereka tidak bisa mudik. “Mereka lebih baik menghemat pendapatannya untuk kelangsungan hidup berikutnya sambil menunggu kepastian nasib mereka,” kata Darmaningtyas.