Begini Desain Pesawat Masa Depan Menurut Airbus

Produsen pesawat Airbus tengah mengembangkan pesawat lorong tunggal (narrow body) generasi berikutnya, yang diharapkan dapat beroperasi pada paruh kedua tahun 2030-an.
Fokus utama mereka untuk pesawat narrow body masa depan adalah pada desain mesin open-fan dan sistem hybrid-electric, yang diharapkan akan merevolusi cara pesawat terbang di masa depan.
CEO Airbus, Guillaume Faury, mengatakan bahwa jet lorong tunggal berikutnya buatan mereka akan bersifat “evolusioner dan bukan revolusioner”, mencakup mesin open-fan atau rotor terbuka seperti yang sedang dikembangkan bersama dengan pemasok mesin CFM.
“Akan ada langkah maju yang signifikan dengan pesawat generasi berikutnya, dan kami melihat teknologi yang akan membuat perbedaan yang signifikan,” kata Faury dikutip KompasTekno dari Reuters, Jumat (4/4/2025).
Teknologi open-fan adalah salah satu inovasi dalam pengembangan mesin pesawat. Berbeda dengan mesin turbofan konvensional yang memiliki kipas di dalam saluran tertutup, mesin open-fan memiliki bilah kipas yang terbuka dan terlihat dari luar.
“Tim Airbus bekerja untuk mengambil keputusan-keputusan penting menentukan pilihan jenis mesin pesawat, desain sayap, dan inovasi-inovasi tambahan lainnya, begitu teknologinya sudah matang dan didemonstrasikan," ujar Airbus Head of R&T, Karim Mokaddem, dikutip KompasTekno dari Business Traveller.
“Masing-masing teknologi ini akan memainkan peran kunci dalam memungkinkan generasi baru pesawat komersial yang akan memberikan perubahan peningkatan efisiensi dan produktivitas dan membawa kontribusi yang cukup besar untuk dekarbonisasi perjalanan udara dalam beberapa dekade mendatang,” lanjutnya.
Teknologi open fan
Airbus bekerja sama dengan CFM International melalui program RISE (Revolutionary Innovation for Sustainable Engines) untuk mengembangkan dan menguji teknologi open-fan. Mesin ini dirancang untuk mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 20-30 persen dibandingkan dengan mesin saat ini.
Pesawat Super Jumbo ini akan dimodifikasi agar dapat menampung mesin open-fan, memungkinkan Airbus untuk menguji kinerja mesin dalam kondisi penerbangan sebenarnya. Pengujian ini diharapkan akan dilakukan sebelum akhir dekade ini.
Dengan skala pengujian yang luas, Airbus optimis bahwa teknologi ini dapat diterapkan pada pesawat komersial masa depan, terutama untuk pesawat berbadan sempit yang menjadi tulang punggung penerbangan jarak menengah.
Selain itu, desain open-fan juga memberikan peluang bagi pengembangan teknologi mesin yang lebih senyap, sehingga mengurangi polusi suara di sekitar bandara.
Teknologi hybrid-electric
Airbus juga mengembangkan teknologi hybrid-electric untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi. Sistem ini menggabungkan mesin jet tradisional dengan komponen listrik untuk mengoptimalkan penggunaan energi di berbagai fase penerbangan.
Teknologi ini memungkinkan pesawat menggunakan tenaga listrik saat taxi di landasan, mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang di bandara.
Selain itu, dalam fase penerbangan tertentu, tenaga listrik dapat digunakan untuk membantu mesin utama, meningkatkan efisiensi dan memperpanjang daya tahan bahan bakar.
Airbus telah mengembangkan dan menguji sistem hybrid-electric pada mesin turbofan generasi berikutnya. Dengan pendekatan ini, Airbus berharap dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar hingga 25 persen, serta mengurangi emisi karbon dioksida dan nitrogen oksida.
Meskipun menjanjikan, penerapan sistem hybrid-electric pada pesawat komersial masih menghadapi tantangan besar. Salah satu hambatan utama adalah bobot baterai yang masih terlalu berat untuk penerbangan jarak jauh.
Selain itu, infrastruktur bandara juga perlu beradaptasi dengan teknologi baru ini. Dibutuhkan sistem pengisian daya yang efisien, serta penyesuaian dalam prosedur operasional untuk memastikan integrasi yang lancar antara mesin konvensional dan listrik.