Konversi Mobil Manual Jadi Matik, Banyak Risikonya

– Mengubah transmisi mobil dari manual ke matik memang bisa membuat pengalaman berkendara terasa lebih praktis, terutama di kota besar yang padat lalu lintas.
Menurut Lung Lung, pemilik bengkel spesialis Dokter Mobil, proses konversi dari manual ke matik memerlukan modifikasi besar pada sistem kendaraan. Tak hanya soal girboks, tetapi juga menyangkut kelistrikan dan komputer mobil.
“Ribet banget, yang paling bikin repot itu ECU sama wiring-nya. Karena sistem matik itu banyak bergantung ke sensor dan komputer. Kalau wiring-nya enggak rapi atau ECU-nya enggak cocok, mobil bisa rewel,” kata Lung Lung kepada Kompas.com, Jumat (11/4/2025).
Ia menjelaskan bahwa sistem transmisi otomatis punya logika kerja sendiri yang harus sinkron dengan komponen lain. Jika ada satu bagian yang tidak sesuai, maka performa mobil bisa menurun drastis atau malah tidak bisa digunakan sama sekali.
Kesalahan pada instalasi kabel atau pengaturan ECU bisa berakibat pada gangguan fungsi kendaraan, mulai dari perpindahan gigi yang tidak mulus hingga munculnya error di panel instrumen.
“Kadang setelah diganti matik, mobil malah lebih sering masuk bengkel karena error terus. Biayanya juga bisa lebih mahal dari beli mobil matik bekas,” ujarnya.
Karena itu, Lung Lung menyarankan agar pemilik mobil berpikir matang sebelum melakukan konversi. Kalau ingin berkendara lebih nyaman tanpa repot, lebih baik mempertimbangkan opsi menjual mobil manual dan membeli mobil matik bawaan pabrik.