Pemerintah Harapkan Penjualan Mobil Listrik Tembus 100.000 Unit

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Rachmat Kaimuddin menyampaikan saat ini pertumbuhan penjualan mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) tengah menunjukkan tren positif.
Hal tersebut menandai pasar otomotif nasional yang masih sangat potensial meskipun penjualan mobil secara keseluruhan tengah mengalami perlambatan 4,7 persen selama kuartal I/2025 dari 205.160 unit menjadi 215.250 unit.
"Potensi kita sebagai production hub otomotif kendaraan listrik sangat luar biasa. Kita produksi itu sekitar 1,4 juta unit dan ekspor sekitar 500.000 unit. Berarti kita memiliki kemampuan, punya supply chain-nya," kata dia di Pakarti Centre, Jakarta Pusat pada Kamis (24/4/2025).
"Tinggal sekarang kita perlu mengajak temen-temen baik yang sudah ada maupun baru untuk transisi ke EV. Tentu kalau mereka mau melakukan itu, harus lihat ada apa tidak pasarnya, peraturannya. Menurut data, penjualan BEV itu naik terus dari tahun ke tahun," kata Rachmat.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin), pada 2021 lalu total penjualan BEV capai 687 unit. Kemudian meningkat 10.327 unit satu tahun setelahnya dan melonjak ke 17.051 unit sepanjang 2023.
"Kemudian pada tahun lalu, bisa mencapai 43.188 unit. Tahun ini, baru kuartal pertama saja mencapai 13.957 unit. Jadi kita cukup optimis sehingga mudah-mudahan tahun ini, harapan kita, mungkin bisa 100.000 unit," ucapnya.
Apabila sudah mencapai level tersebut, dipercaya pertumbuhan kendaraan listrik di pasar nasional akan semakin agresif. Hal ini berkaca dari apa yang sudah dialami oleh China.
"Kalau kita lihat di Tiongkok yang sudah sangat maju industri EV-nya, begitu dia capai sekitar 10 persen market share, growth-nya bisa 20-40 persen ke atas. Harapan kita, hal ini bisa dinikmati juga di Indonesia," tutup dia.