Alibaba Rilis Model AI "Qwen3", Dukung Dialek Jawa, Bali, Mingkabau, dan Sunda

Perusahaan teknologi raksasa China, Alibaba mengumumkan seri model bahasa besar (LLM) open source terbarunya, bernama Qwen3, baru-baru ini.
Model AI ini juga diklaim menjadi salah satu model AI open terbaik saat ini, bahkan mampu melampaui performa beberapa model AI populer seperti OpenAI-o1 dan DeepSeek R1.
Dense Model
Dense model berarti seluruh parameter model diaktifkan sekaligus setiap kali model digunakan. Ini membuat hasilnya konsisten dan stabil di semua jenis tugas.
MoE Model
Berbeda dengan Dense, model MoE (Mixture of Experts) bekerja dengan hanya sebagian kecil dari parameter yang diaktifkan berdasarkan tugas yang dikerjakan.
Ini membuat model jauh lebih efisien, bisa menghasilkan kualitas jawaban setara model besar, tapi dengan kebutuhan memori dan komputasi lebih rendah.
Kemampuan "Hybrid Reasoning"
Qwen3 dibekali kemampuan hybrid reasoning, memungkinkan pengguna memilih antara mode respons cepat atau mode berpikir mendalam untuk menyelesaikan masalah kompleks di bidang sains, matematika, dan rekayasa.
Qwen3 models are supporting 119 languages and dialects. This extensive multilingual capability opens up new possibilities for international applications, enabling users worldwide to benefit from the power of these models. pic.twitter.com/rwU9GWWP0K
— Qwen (@Alibaba_Qwen) April 28, 2025
Qwen3-235B-A22B ungguli AI OpenAI dan DeepSeek
Model ini dibubuhi kode "235B" yang berarti model ini memiliki 235 miliar parameter total. Itu jumlah parameter sangat besar, setara atau bahkan mendekati model-model proprietary kelas atas seperti OpenAI GPT-4 atau Gemini 2.5 Pro.
Kode tambahan "A22B" berarti saat inferensi, hanya 22 miliar parameter yang aktif (karena dia MoE model, bukan dense penuh). Jadi lebih efisien saat dipakai, tidak seberat model Dense 235B.
Saat ini Qwen3-235B-A22B belum dirilis bebas ke publik (masih dipakai internal atau terbatas). Untuk publik, model paling besar yang tersedia adalah Qwen3-32B (Dense model).
Meski demikian, secara statistik Qwen3-235B-A22B diklaim menduduki peringkat teratas dalam sejumlah benchmark penting, bahkan mengungguli model AI populer dari OpenAI (o1), DeepSeek (R1), dan xAI (Grok).

Model AI Qwen3-235B-A22B diklaim menduduki peringkat teratas dalam sejumlah benchmark penting, bahkan mengungguli model AI populer dari OpenAI (o1), DeepSeek (R1), dan xAI (Grok).
Misalnya, dalam pengujian ArenaHard, model ini mencetak skor 95,6, melampaui OpenAI o1 (92,1) dan DeepSeek R1 (93,2), serta hanya sedikit di bawah Gemini 2.5 Pro dari Google (96,4).ArenaHard adaah salah satu benchmar pengujian emampuan penalaran sebuah LLM dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan kompleks dari berbagai topik. Semakin tinggi skornya, secara teori, kemampuan rasoningnya juga semakin baik.
Performa unggul Qwen3-235B-A22B juga terlihat pada benchmark matematika dan sains seperti AIME'24 (85,7) dan AIME'25 (81,5), yang kembali mengungguli OpenAI o1 (74,3 / 79,2) dan Grok 3 Beta (83,9 / 77,3).
Skor CodeForces Qwen3 juga mengesankan di angka 2.056, lebih tinggi dari OpenAI o1 (1.891), DeepSeek R1 (2.029), Grok 3 (tidak tersedia), dan bahkan Gemini 2.5 Pro (2.001).
- BFCL: 70,8 (unggul atas semua model kecuali Grok 3 yang tidak tersedia)
- MultiIF: 71,9 (jauh di atas OpenAI o1 dengan 48,8 dan DeepSeek R1 dengan 67,7)
Secara keseluruhan, Qwen3 berhasil menunjukkan bahwa model AI open source kini bisa bersaing bahkan mengungguli solusi komersial dari perusahaan-perusahaan AI raksasa seperti OpenAI, Google, dan xAI.
Ini bisa membuka jalan bagi adopsi AI yang lebih terbuka, hemat biaya, dan fleksibel secara global, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Venture Beat, Selasa (29/4/2025).