Mateo Kocijan, Perjalanan Tak Biasa Menuju Gelar Juara di Persib

Kocijan berharap ini bukan trofi pertamanya di usia 30 tahun, hal yang pasti ia akan selalu mengingat trofi di Persib ini, menjadi juara di Kota Bandung, di Liga Indonesia.
“Ya, ini trofi pertama saya. Saya harap bukan yang terakhir. Tapi yang pasti saya akan selalu mengingat trofi ini, terutama dengan orang-orang di sini yang benar-benar hidup untuk sepak bola,” imbuh Kocijan.
Tak ada klub yang mau merekrutnya sepanjang 2015-2021. Potensi Mateo Kocijan sebagai pemain potensial justru baru tercium ketika ia sudah berumur 26 tahun.
Ia lalu pergi ke Liga Albania mencicipi sepak bola luar negaranya gabung FK Partizani, sebelum Hodak meminta manajemen Persib merekrutnya.
Ia tahu Persib adalah klub juara musim lalu, dan tak mudah melakoni misi back to back juara, ia beruntung bisa menjadi bagian dari sejarah klub terbesar Liga Indonesia.
“Saya mengucap syukur kepada Tuhan, kami mengakhirinya seperti yang kami inginkan, tiga pekan sebelum musim berakhir. Kami benar-benar bahagia, sekarang kami hanya ingin menikmati momen ini,” perasaan Kocijan.
“Tentu saja, kami akan tetap bermain serius di pertandingan-pertandingan tersisa, tapi yang paling penting bagi kami adalah merayakan gelar juara ini bersama para suporter dan bersyukur kepada Tuhan karena kami bisa menyelesaikannya sesuai harapan,” paparnya.