Truk Barang Sumbang Lebih dari 35 Persen Emisi CO2 Nasional

kendaraan niaga, kendaraan bermotor, otomotif, mobil, Truk Barang Sumbang Lebih dari 35 Persen Emisi CO2 Nasional

Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut bahwa kendaraan jenis ini menyumbang emisi karbon dioksida (CO?) dalam jumlah signifikan di Indonesia.

"Ini adalah menjadi penyebab masalah kesehatan yang serius dan memperparah pemanasan global. Krisis iklim adalah ancaman nyata bukan sesuatu yang bisa kita tunda-tunda lagi," kata dia.

Sebagai catatan, sektor transportasi memang jadi salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, khususnya kendaraan berbahan bakar fosil yang beroperasi di jalan raya dalam jangka panjang.

Sehingga langkah pengurangan emisi dari kendaraan berat menjadi penting untuk mendorong transisi menuju transportasi yang lebih ramah lingkungan. Beberapa inisiatif, seperti elektrifikasi kendaraan niaga dan peningkatan efisiensi logistik, mulai didorong di berbagai negara.

"Pembangunan transportasi ke depan harus berorientasi pada keberlanjutan, tahan terhadap tantangan geografis, dan mampu menekan dampak perubahan iklim, tindakan hari ini menentukan masa depan Bumi Kita termasuk anak cucu kita," ujar AHY.

kendaraan niaga, kendaraan bermotor, otomotif, mobil, Truk Barang Sumbang Lebih dari 35 Persen Emisi CO2 Nasional

Pembatasan operasional angkutan barang di Jalur Pantura Kendal mulia jam 6:00 sampai 8:00 WIB

Sebelumnya, Managing Director WRI Indonesia, Arief Wijaya, menyampaikan Indonesia telah menyumbang emisi sebesar 1,05 miliar ton CO2e, dengan kontribusi utama berasal dari sektor pembangkit listrik sebesar 273 juta ton, transportasi 156 juta ton, dan industri 138 juta ton.

Secara khusus, kendaraan berat seperti truk dan bus menyumbang 35,6 persen dari total emisi transportasi darat, meskipun jumlahnya hanya sekitar 3,9 persen dari total populasi kendaraan nasional.

Data tersebut merujuk pada laporan Indonesia Road Transportation Emission and Calculation and Monitoring Tool yang dirilis oleh Kementerian Perhubungan dan WRI pada tahun 2024.