ODOL Sulit Dihindari, Sopir Truk Kerap Ditekan Pemilik Barang

Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) menyoroti masih adanya praktik muatan balik ilegal yang dilakukan atas inisiatif pemilik barang.
Praktik ini dinilai merugikan pengemudi truk dan memperkeruh upaya penegakan aturan Zero ODOL (Over Dimension Over Loading).
Wakil Sekretaris Jenderal Aptrindo, Agus Pratiknyo, mengatakan bahwa sejumlah pemilik barang kerap menekan sopir atau operator truk untuk membawa muatan tambahan dari daerah tujuan secara diam-diam demi efisiensi biaya.
"Yang sering terjadi, pemilik barang nyuruh sopir cari muatan balik secara ilegal. Ini yang jadi sumber ODOL juga. Kan baliknya tetap harus ada biaya operasional, tapi mereka enggak mau keluar biaya tambahan," ujar Agus kepada Kompas.com belum lama ini.
Agus menjelaskan bahwa tekanan seperti ini membuat sopir berada dalam posisi sulit. Di satu sisi mereka ingin mengikuti aturan, tapi di sisi lain harus memenuhi target dan permintaan dari pemilik barang.
Razia Truk ODOL dilakukan di Tol Jakarta-Tangerang pada 6-8 Mei 2025
Menurutnya, praktik ilegal ini bukan hanya melanggar aturan keselamatan jalan, tetapi juga menunjukkan bahwa masih ada ketimpangan dalam ekosistem logistik nasional.
"Jangan semua disalahin ke pengusaha truk. Banyak juga pemilik barang yang tidak bertanggung jawab dan justru mendorong pelanggaran di lapangan," ujarnya.
Aptrindo mendesak agar penegakan aturan ODOL tidak hanya menyasar angkutan barang atau pengemudi, tetapi juga menyentuh pemilik barang sebagai pihak yang paling diuntungkan dalam rantai distribusi.
Ia juga berharap ada regulasi yang mengikat dan sanksi tegas untuk para pemilik barang yang terbukti mendorong muatan balik ilegal.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!