Aktivis Greta Thunberg Diculik Israel Saat Berlayar ke Palestina

Dalam aksi kemanusiaan yang penuh risiko, aktivis lingkungan dunia Greta Thunberg mencuri perhatian dunia karena keberaniannya membela hak rakyat Palestina. Namun, langkahnya harus terhenti ketika kapal yang ditumpangi, The Madleen, dicegat secara paksa oleh militer Israel di perairan internasional.

Greta Thunberg dan sebelas aktivis lainnya berlayar dari Italia dalam misi kemanusiaan yang diselenggarakan oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC). Mereka membawa pasokan bantuan penting seperti susu formula bayi, makanan, dan obat-obatan untuk Gaza, namun, dalam perjalanannya, kapal mereka diserang.

Kapal Madleen dikabarkan dibuntuti oleh speedboat dan pesawat tanpa awak sebelum 'quadcopter' mengepung dan menyemprot kapal tersebut dengan zat pengiritasi mata yang tidak diketahui identitasnya, sesaat sebelum tentara Israel menyita kapal tersebut.

Dalam video yang dirilis FFC setelah komunikasi terputus, Greta menyampaikan: "Jika Anda melihat video ini, kami telah dicegat dan diculik di perairan internasional oleh pasukan pendudukan Israel, atau kekuatan yang mendukung Israel."

Setelah kapal disita, para aktivis, termasuk Greta ditangkap dan dibawa ke pelabuhan Ashdod, Israel Selatan. Mereka kemudian dipindahkan ke Penjara Givon dekat Ramle, sebuah fasilitas yang biasanya digunakan untuk menahan imigran ilegal.

Array,Aktivis Greta Thunberg Diculik Israel Saat Berlayar ke Palestina

Greta Thunberg Foto: Instagram @gretathunberg

"Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Greta Thunberg dan yang lainnya akan dibawa ke penjara Givon dekat kota Ramle. Di sana, apa yang disebut imigran ilegal ditahan dan ada pengadilan yang dapat dengan cepat memutuskan deportasi," kata pengacara dari organisasi HAM Adala, Nariman Shehade Zoabi.

"Kami meminta informasi tentang keberadaan klien kami dan hak untuk bertemu dengan mereka," tambahnya.

Namun, hingga Senin (9/6/2025) malam, belum ada kejelasan soal kondisi mereka, sementara Israel menyatakan semua aktivis "selamat dan tidak terluka."

Greta sempat mengirim permintaan bantuan kepada pemerintah Swedia, namun ditanggapi dingin oleh Menteri Luar Negeri, Maria Malmer Stenergard.

"Tanggung jawab besar ada pada mereka yang memilih melakukan perjalanan yang bertentangan dengan nasihat yang diberikan pada suatu tempat," ungkap Maria.

Israel menanggapi aksi ini dengan sinis. Mereka menyebut kapal Madleen sebagai "selfie yacht" dan menuduh Greta Thunberg hanya mencari sensasi. Bahkan Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyebut langkah mereka tepat.

"Pantas jika para kru sekarang melihat kekejaman apa yang dilakukan (Hamas) terhadap perempuan, orang tua dan anak-anak, dan terhadap siapa Israel berperang untuk mempertahankan diri," ungkap Katz.

Di sisi lain, berbagai negara, seperti Prancis, Spanyol, dan Turki, menyuarakan protes keras. Turki menyebut kejadian ini sebagai

serangan keji yang dilakukan oleh pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.