Mengendus Aroma Shalimar, Parfum Aristokrat Favorit Bung Karno
Selain kopiah, tongkat komando, dan jas ala militer, masih ada satu yang melengkapi penampilan kharismatik Presiden pertama RI, Sukarno atau Bung Karno. Barang itu adalah parfum merek Shalimar yang menguarkan aroma khas aristokrat. Perkara ini terungkap dalam acara napak tilas sejarah Bogor dalam rangka ulang tahun ke-543 kota itu, Sabtu (7/6/2025).
"Parfum buatan Prancis ini kata orang tua saya identik dengan Bung Karno," kata mantan Kasubag Rumah Tangga dan Protokol Istana Bogor, Endang Sumitra. Ia memuka kotak hitam dan mengeluarkan kemasan berwarna biru dongker dengan tulisan 'Shalimar Eau De Parfum Vaporisateur Guerlain Paris" dalam hurup timbul berwarna keemasan.

Kasubag Rumah Tangga dan Protokol Istana Bogor Endang Sumitra saat menjelaskan aroma parfum favorit Bung Karno pada Sabtu (7/6/2025). (Foto: Sudrajat/detikcom)
Sekitar 30 peserta napak tilas yang diprakarsai Johnny Pinot dan Abdullah Abubakar Batarfie dari Komunitas Japas (Jalan Pagi Sejarah) bergantian mengendus aroma Shalimar dari botol yang disodorkan Endang. Endang hanya menyemprotkan sedikit. Aroma yang pertama tercium adalah vanilla, powdery khas bedak, dan aroma artificial khas seperti kulit. Juga ada yang merasa mencium aroma dupa.
Namun beberapa saat kemudian aroma citrusy muncul seperti lemon, bergamot atau yuzu dan woody. Setelah agak lama lagi aroma yang muncul adalah manis, lembut dari aroma rose dan musk. Jadi, parfum ini memang wanginya unisex.
Di bagian bawah kemasan parfum itu tertulis angka 3 (Maret) dengan garis miring 1966. Endang menduga hal itu terkait dengan waktu produksi parfum tersebut. Ia mengaku mendapatkan parfum tersebut dari pamannya, Endi, yang pernah bertugas melayani keseharian Bung Karno saat menjalani tahanan rumah di 'Hing Puri Bima Sakti' di Batutulis pada 1967-1969. Endi bertugas di sana bersama tiga orang lainnya, yakni Lukman, Dayat, dan Kanta. "Sebelumnya Mang Endi dan kawan-kawan bertugas di kediaman Ibu Hartini," ujar Endang.

Jacques Guerlain membuat parfum Shalimar pada 1924. (Foto: Dok. Guerlain)
Kata Shalimar berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti 'Kuil Cinta'. Nama tersebut terinspirasi dari Taman Shalimar yang dibangun oleh Kaisar Mughal, Shah Jahan untuk istri ketiganya sekaligus terfavoritnya, Mumtaz Mahal. Shah Jahan juga membangun Museleum Taj Mahal untuk Mumtaz, yang masyhur dan banyak dikunjungi wisatawan dunia di Kota Agra, India.
Di situs Guerlain.com terungkap bahwa pada 1921, Jacques Guerlain yang berprofesi sebagai peracik parfum mendengarkan kisah percintaan nan masyhur tersebut. Ia terinspirasi untuk mengabadikannya. Parfum Shalimar pun kemudian mulai diproduksi pada 1924. Perfumer legendaris asal Prancis menggunakan berbagai bahan aroma timur yang kuat, seperti vanila, iris, opopanax, nilam, biji Tonka, cendana, dupa, dan benzoin.
Selain parfum Shalimar, Endang memiliki tiga koleksi lain yang lekat dengan Bung Karno. Ketiga koleksi dimaskud adalah ember stainless untuk menyimpan anggur atau champagne, bendera merah putih yang sudah menguning dan bendera simbol kepresidenan (padi-kapas, dan bintang di bagian tengah). Kedua bendera ini biasa dipasang di kiri-kanan bagian depan mobil kepresidenan. "Kalau ketiga koleksi ini warisan dari Bapak saya," kata Endang.
Bapaknya, ia melanjutkan, pernah menjadi sopir pribadi Ibu Negara, Fatmawati khususnya sejak keluar dari Istana sebagai bentuk protes atas keputusan Presiden Sukarno yang menikahi Hartini pada Juli 1953. Fatmawati dan anak-anaknya tinggal di Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan.
Selain bapak dan pamannya, kakek dan kakek buyut Endang pun pernah bekerja di lingkungan Istana. Kakek buyutnya pernah menjadi Mandor Taman Kebun Raya dan Istana di era Gubernur Jenderal Alidius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborgh-Stachouwer yang berkuasa di Bogor pada 1936 - 1942.