Waspada, Pusing Ternyata Juga Bisa Jadi Tanda Gangguan Jantung

Pusing, sakit kepala, jantung, aritmia, Aritmia, Jantung, gangguan irama jantung, pusing, Waspada, Pusing Ternyata Juga Bisa Jadi Tanda Gangguan Jantung, Aritmia Bisa Sebabkan Henti Jantung, Prevalensi Aritmia dan Jenis yang Paling Umum, Gejala Umum Aritmia, Faktor Risiko dan Penyebab Aritmia, Penanganan Aritmia

Pusing atau sakit kepala sebaiknya tidak dianggap remeh. Kondisi ini ternyata juga dapat menjadi gejala awal dari gangguan irama jantung atau aritmia.

Hal ini pernah disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Aritmia Indonesia (PERITMI), dr. Sunu Budhi Raharjo, Sp.JP (K), PhD.

"Pusing saja bisa merupakan gejala aritmia, kemudian pingsan menjadi satu gejala yang paling sering kami temukan karena sebab aritmia. (Gejala) yang paling sering itu berdebar dan yang paling ditakutkan aritmia menyebabkan henti jantung," kata Sunu di Jakarta, Selasa (29/8/2023), seperti dilansir dari Antara.

Aritmia Bisa Sebabkan Henti Jantung

Aritmia adalah gangguan irama jantung yang dapat berupa denyut jantung terlalu cepat, terlalu lambat atau tidak teratur.

Menurut Sunu, aritmia merupakan penyebab paling umum dari kondisi henti jantung, dengan angka mencapai 88 persen.

Ia mencontohkan kejadian yang menimpa pesepakbola asal Denmark, Christian Eriksen, yang mengalami henti jantung saat bertanding melawan Finlandia pada Juni 2021.

Dalam situasi henti jantung akibat aritmia, Sunu menekankan pentingnya pemberian bantuan hidup dasar.

Tindakan ini mencakup upaya awal untuk memulihkan fungsi pernapasan atau sirkulasi pasien.

"Masalahnya henti jantung sering tidak bisa diprediksi sehingga terapi yang bisa membantu seseorang untuk bertahan menjadi sangat penting," kata Sunu.

Prevalensi Aritmia dan Jenis yang Paling Umum

Dalam kesempatan yang sama, Dewan Penasehat PERITMI, Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP (K), FIHA, FAsCC, menyampaikan bahwa berdasarkan data tahun 2023, prevalensi aritmia secara global berkisar antara 1,5 persen hingga 5 persen.

Jenis aritmia yang paling sering terjadi adalah fibrilasi atrium (FA), dengan jumlah kasus mencapai 46,3 juta secara global.

Dicky memproyeksikan bahwa pada tahun 2050, angka tersebut akan meningkat menjadi 72 juta kasus di Asia, dengan Indonesia diperkirakan menyumbang sekitar 3 juta kasus.

Gejala Umum Aritmia

Menurut Dicky, penderita aritmia biasanya mengalami beberapa gejala khas. Di antaranya adalah detak jantung lebih cepat dari normal (takikardia), detak jantung lebih lambat dari normal (bradikardia), pusing, pingsan, mudah lelah, sesak napas, dan nyeri dada.

Faktor Risiko dan Penyebab Aritmia

Aritmia dapat terjadi pada siapa saja. Sebagian kasus muncul secara sporadis, dan sebagian kecil lainnya disebabkan oleh faktor bawaan.

Namun, terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami aritmia.

faktor tersebut antara lain usia lanjut, penyakit jantung koroner, konsumsi narkoba atau zat-zat tertentu, konsumsi alkohol berlebihan, merokok, mengonsumsi kafein secara berlebihan, serta penggunaan obat-obatan tertentu.

Penanganan Aritmia

Dicky mengatakan bahwa penanganan aritmia dapat dilakukan melalui beberapa metode.

Salah satunya adalah tindakan kateter ablasi, yaitu prosedur yang bertujuan memperbaiki detak jantung yang tidak teratur dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah menuju jantung.

Tindakan ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dan sering dijadikan sebagai pilihan utama.

Sementara itu, Dicky menyebut bahwa pemberian obat-obatan hanya mampu mengurangi frekuensi munculnya aritmia, namun tidak dapat menyembuhkan sepenuhnya.

Alternatif penanganan lainnya adalah dengan pemasangan alat Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD).

Alat ini berfungsi untuk mencegah kematian mendadak akibat gangguan irama jantung dengan memberikan kejutan listrik guna mengembalikan irama jantung yang terganggu.

ICD merupakan perangkat kecil yang ditanamkan di dalam dada. Perangkat ini memiliki baterai yang mampu bertahan hingga delapan tahun, tergantung pada seberapa sering alat tersebut harus bekerja.