Jangan Disepelekan! Nyeri Kaki Bisa Jadi Tanda Penyakit Jantung Tersembunyi

Ilustrasi kaki kram, Seberapa Umum PAD Terjadi?, Gejala PAD yang Harus Diwaspadai, Faktor Risiko Penyakit Arteri Perifer, Mengapa PAD Berbahaya?
Ilustrasi kaki kram

Pernahkah Anda merasakan nyeri di betis atau paha saat berjalan, lalu menghilang setelah istirahat, tapi muncul lagi ketika berjalan kembali? Banyak orang mengira hal itu hanya akibat otot lelah, usia yang menua, atau habis olahraga berat. Padahal, nyeri semacam ini bisa menjadi tanda adanya masalah serius pada pembuluh darah bahkan berkaitan langsung dengan kesehatan jantung.

Menurut Brett Carroll, MD, Direktur Vascular Medicine di Cardiovascular Institute Beth Israel Deaconess Medical Center dan pengajar di Harvard Medical School bahwa sumbatan di pembuluh darah kaki bisa sama berbahayanya dengan sumbatan di jantung.

Pernyataan ini menegaskan bahwa nyeri kaki tidak boleh disepelekan, apalagi jika Anda memiliki faktor risiko penyakit jantung. Salah satu kondisi yang patut dicurigai adalah Penyakit Arteri Perifer (Peripheral Artery Disease/PAD).

PAD adalah kondisi ketika arteri yang membawa darah ke kaki tersumbat oleh plak, yaitu campuran kalsium dan kolesterol. Plak inilah yang juga menjadi penyebab utama penyumbatan di arteri jantung (penyakit arteri koroner).

Dengan kata lain, jika arteri di kaki Anda bisa tersumbat, kemungkinan besar arteri jantung pun menghadapi risiko yang sama. Maka, PAD bukan hanya masalah pada kaki, tapi juga bisa menjadi tanda awal penyakit jantung serius.

Seberapa Umum PAD Terjadi?

Data dari National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI) memperkirakan bahwa:

  • 1 dari 20 orang berusia di atas 50 tahun mengalami PAD.
  • 1 dari 5 orang berusia di atas 70 tahun memiliki penyakit ini.

Angka tersebut menunjukkan bahwa PAD cukup sering terjadi, terutama pada orang lanjut usia, namun seringkali diabaikan karena gejalanya dianggap bagian dari proses penuaan biasa.

Gejala PAD yang Harus Diwaspadai

Salah satu gejala utama PAD adalah rasa nyeri, pegal, atau lelah pada kaki yang disebut claudication. Nyeri ini biasanya muncul di betis atau paha saat berjalan, berkurang saat istirahat, lalu kambuh lagi ketika berjalan.

Perbedaannya dengan nyeri akibat radang sendi atau masalah otot adalah pola munculnya yang konsisten yakni nyeri saat bergerak, hilang saat istirahat, muncul lagi saat aktivitas dilanjutkan.

Selain itu, ada beberapa tanda lain yang juga bisa menjadi gejala PAD, yaitu:

  • Rambut di kaki rontok atau menipis.
  • Kulit kaki terasa lebih dingin dibanding bagian tubuh lain.
  • Luka atau borok di kaki yang sulit sembuh.
  • Perubahan warna kulit kaki menjadi lebih pucat atau kebiruan.

Gejala-gejala ini sering diabaikan karena terlihat sepele, padahal bisa menunjukkan aliran darah ke kaki sudah sangat berkurang.

Faktor Risiko Penyakit Arteri Perifer

Sama seperti penyakit jantung, faktor risiko PAD sangat terkait dengan gaya hidup dan kondisi kesehatan tertentu. Beberapa faktor utama antara lain:

  1. Merokok – faktor risiko paling besar dan utama bagi PAD maupun penyakit pembuluh darah lainnya.
  2. Diabetes – kadar gula darah tinggi dapat merusak dinding pembuluh darah dan mempercepat terbentuknya plak.
  3. Kolesterol LDL tinggi – kolesterol jahat menumpuk di arteri dan menyebabkan penyumbatan.
  4. Tekanan darah tinggi – memberi tekanan ekstra pada pembuluh darah sehingga mudah rusak.
  5. Usia lanjut – semakin tua, risiko penyempitan pembuluh darah semakin tinggi.
  6. Riwayat keluarga – jika ada keluarga dengan penyakit jantung atau pembuluh darah, risiko PAD ikut meningkat.

Mengapa PAD Berbahaya?

PAD bukan hanya membuat Anda kesulitan berjalan atau sering merasakan nyeri kaki. Bahaya terbesar dari PAD adalah hubungannya dengan penyakit jantung koroner dan stroke.

Jika arteri di kaki sudah mengalami penyumbatan, kemungkinan besar arteri di jantung atau otak juga mengalami kondisi yang sama. Itu sebabnya PAD sering disebut sebagai “peringatan dini” bagi masalah kardiovaskular yang lebih serius.