Nggak Punya Uang dan Bokek Ternyata Bisa Berisiko Penyakit Jantung, Begini Penjelasan Ilmiahnya!

Ketika seseorang tidak memiliki cukup uang, hal itu bukan sekadar soal keterbatasan finansial itu juga dapat membebani kesehatan jantungnya. Kondisi seperti stres finansial kronis, akses yang buruk ke makanan sehat, dan keterbatasan layanan kesehatan menjadikan kemiskinan bukan hanya persoalan sosial, tapi juga ancaman medis.
Banyak penelitian terkini menegaskan bahwa status sosial ekonomi rendah (low socioeconomic status atau SES) merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kardiovaskular bahkan setelah memperhitungkan faktor risiko klasik seperti hipertensi, merokok, obesitas, dan diabetes.
Dalam artikel ini kita akan membahas berbagai temuan empiris dan data ilmiah yang menunjukkan hubungan kuat antara penghasilan atau status sosial rendah dengan meningkatnya risiko penyakit jantung baik berupa penyakit jantung koroner, serangan jantung, maupun kematian akibat kondisi kardiovaskular. Selain itu, akan dibahas pula mekanisme penyebabnya dan implikasi kebijakan yang dapat membantu mengurangi ketimpangan ini.
Bukti Ilmiah: Uang Sedikit, Risiko Jantung Tinggi
1. Jackson Heart Study (African Americans)
Penelitian longitudinal “Jackson Heart Study” terhadap komunitas Afrika-Amerika di Mississippi menyatakan bahwa individu dengan stres finansial sedang hingga tinggi memiliki risiko penyakit jantung koroner sekitar 2,4 kali lebih tinggi dibanding mereka tanpa stres finansial (HR rate = 2,42; 95% CI = 1,13–5,17). Bahkan ketika disesuaikan dengan depresi, merokok, dan diabetes, risikonya tetap hampir dua kali lipat (HR = 1,99; 95% CI = 0,91–4,39) .
2. SES dan Penyakit Kardiovaskular (Jackson Heart Study – CVD Burden)
Analisis dalam populasi serupa juga menunjukkan bahwa pendapatan rendah berkorelasi dengan risiko infark miokard (serangan jantung) dan stroke lebih tinggi. Individu dari kategori penghasilan rendah memiliki OR = 3,53 untuk infark miokard dan OR = 3,73 untuk stroke dibanding yang mapan secara ekonomi
3. Simulasi di AS – Risiko Ganda untuk SES Rendah
Studi simulasi dari NHLBI (National Heart, Lung, and Blood Institute) yang diterbitkan di JAMA Cardiology memperlihatkan bahwa orang dewasa berpenghasilan rendah (≤150% dari garis kemiskinan federal) memiliki dua kali risiko serangan jantung dan kematian kardiovaskular dibanding mereka dengan SES tinggi. Bahkan setelah memperhitungkan faktor risiko tradisional, sekitar 60% kelebihan risiko disebabkan oleh faktor sosial ekonomi.
4. Risiko ASCVD Berbasis Penghasilan
Studi lain, menggunakan data US NHANES (2005–2018), menemukan bahwa individu dengan pendapatan rendah memiliki OR ≈ 1,49 untuk risiko penyakit kardiovaskular (CVD) dibanding mereka bergaji tinggi. Risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular juga hampir dua kali lipat (HR = 2,13; 95% CI = 1,90–2,38). Kelompok usia 35–64 dengan penghasilan paling rendah memiliki risiko dua kali lebih tinggi meninggal karena infark miokard atau CHD dibanding mereka di kuartil tertinggi.
5. Pendidikan dan Prediksi Risiko Jantung
Komentar dalam JAMA menyebut pendidikan rendah sebagai prediktor risiko penyakit jantung yang kuat bahkan setara dengan kolesterol tinggi. SES merupakan faktor risiko independen yang sering tidak diperhitungkan dalam skor prediksi seperti Framingham.
Kenapa Kemiskinan Meningkatkan Risiko Jantung?
- Stres finansial kronis memicu pelepasan hormon seperti kortisol dan adrenalin, yang meningkatkan tekanan darah dan peradangan.
- Defisit nutrisi: akses ke makanan sehat terbatas, cenderung konsumsi makanan murah tapi rendah gizi seperti fast food—meningkatkan hipertensi, obesitas, dan diabetes.
- Layanan kesehatan terbatas: penundaan pemeriksaan medis dan kontrol medis karena biaya atau akses.
- Tekanan hidup yang tinggi menyebabkan kebiasaan merusak seperti menunda pembayaran, memperparah stres dan kondisi kesehatan.
- Ketimpangan sistemik: meskipun kemajuan pengendalian faktor risiko ada, ketimpangan masih besar karena faktor fundamental seperti SES rendah.
Intervensi dengan Bukti Efektif
- Pendidikan finansial dan penguatan kontrol diri
Studi dari American Journal of Lifestyle Medicine menunjukkan bahwa program edukasi keuangan selama sembilan minggu pada ibu tunggal berpenghasilan rendah berhasil menurunkan stres finansial, meningkatkan perilaku kesehatan, serta mengurangi tekanan darah dan kolesterol. - Akses pangan sehat di komunitas miskin
Program seperti “Produce Prescriptions” atau Fresh Food Farmacy membantu menyediakan makanan bergizi bagi keluarga berpenghasilan rendah dan berpotensi mengurangi risiko penyakit kronis seperti jantung dan diabetes. - Pentingnya keadilan dalam pencegahan dan perawatan kardiovaskular
Artikel di Verywell Health menekankan bahwa faktor sosial— seperti ras, lokasi geografis, dan SES. memengaruhi akses penanganan, risiko dan mortalitas CVD. Intervensi harus adil dan inklusif.
Terlalu sedikit uang memang dapat menyebabkan risiko penyakit jantung lebih tinggi ini bukan tebakan, melainkan bukti ilmiah yang kuat. Stres finansial, pola hidup tidak sehat, dan keterbatasan akses medis membentuk pola risiko yang nyata. Namun, ada harapan dengan edukasi keuangan, kebijakan pangan sehat, dan intervensi yang adil bisa membantu mengurangi ketimpangan ini. Ini bukan hanya soal uang tetapi juga tentang memperkuat kendali warga atas kesehatannya.