Dikritik soal Lapangan Kerja, Dedi Mulyadi Singgung Matematika Dasar Warga Jabar Lemah

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat Rapat Paripurna DPRD Jawa Barat, 19/8
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat Rapat Paripurna DPRD Jawa Barat, 19/8

 Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi merespons hasil survei Litbang Kompas yang menyoroti kinerja pemerintahan Provinsi Jawa Barat di bawah kepemimpinan Gubernur Dedi Mulyadi dan Wakil Gubernur Erwan Setiawan.

Diantara catatan kritik terhadap kinerja Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan adalah masalah ketersediaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan di Jawa Barat. 

Menurut hasil survei Litbang Kompas, sebanyak 57,6 persen masyarakat menilai buruk.

Sedangkan, 7,3 persen menilai sangat buruk, sedangkan 33,4 persen responden menyatakan baik hingga sangat baik.

Kemudian, sebanyak 67,2 persen responden tidak puas terhadap kinerja pemerintah Jawa Barat dalam mengurangi pengangguran, dan 60,4 persen tidak puas dengan upaya mengatasi kemiskinan.

Dedi Mulyadi mengakui salah satu titik kelemahan dari kepemimpinannya di Jawa Barat sampai hari ini adalah terkait perekonomian dan lapangan kerja. Ia menyoroti 'rebutan' lapangan kerja terjadi di kawasan-kawasan industri Jawa Barat.

"Kenapa terjadi? Karena kita lupa melakukan konektivitas antara pendidikan dan lingkungan, pendidikan dan industri, dunia IT dengan keadaan masyarakat," kata Dedi Mulyadi dalam Rapat Paripurna DPRD Provinsi Jabar 'Hari Jadi Jawa Barat ke 80 Tahun' di Bandung, 19 Agustus 2025.

"Apa yang jadi kelemahan masyarakat Jawa Barat? Matematika dasarnya lemah sehingga ketika seleksi dia kalah," sambungnya  

Dalam kesempatan itu, Kang Dedi Mulyadi (KDM) menekankan kepada jajaran bahwa di era media sosial seperti saat ini, maka pemimpin harus peka dalam melihat fakta yang ada di masyarakat. Ia mengingatkan kebijakan pembangunan di Jabar harus menginjak bumi.

"Tidak penting dipuji, tidak penting bagus dalam tayangan, tidak penting reka-reka gambar dibuat-buat di media sosial, tidak penting. Yang harus diceritakan adalah fakta yang sebenarnya, bukannya bangunan kamuflatif," ujar KDM

"Kalau pendidikan dasar di kita masih bermasalah, katakan bermasalah. Kalau masih ada anak SMP tidak bisa baca tulis, katakan itu terjadi. Kalau ada kematian ibu melahirkan, kematian anak, katakan itu terjadi. Kalau HIV meningkat, katakan itu terjadi, agar kita meraih sintesa," imbuhnya

Kinerja KDM Disorot

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dinilai buruk dalam menciptakan ketersediaan lapangan pekerjaan. Menurut hasil survei Litbang Kompas, sebanyak 57,6 persen masyarakat menilai buruk.

Sedangkan, 7,3 persen menilai sangat buruk, sedangkan 33,4 persen responden menyatakan baik hingga sangat baik.

Tak hanya dalam aspek ketersediaan lapangan pekerjaan, masyarakat juga merasa tidak puas dengan kinerja Dedi Mulyadi dalam mengatasi kemiskinan di Jawa Barat.

Sebanyak 60,4 persen masyarakat tak puas dengan Dedi Mulyadi dalam mengatasi kemiskinan. Lalu, 48,8 persen tidak puas terhadap kinerja pemberian bantuan langsung bagi kesejahteraan masyarakat.

Kemudian, sebanyak 44,8 persen masyarakat menilai Dedi Mulyadi harus menyelesaikan persoalan mendesak terkait penyediaan lapangan pekerjaan. Dalam bidang infrastruktur, 30,8 persen masyarakat menyatakan Dedi Mulyadi harus segera memperbaiki jalanan yang rusak.

Sebanyak 27,9 persen masyarakat juga menilai permasalahan bahan pokok harus segera diselesaikan oleh Dedi Mulyadi.

Di sisi lain, sebanyak 47,9 persen masyarakat menyatakan sangat puas dan 49,3 menyatakan puas dengan kinerja Dedi Mulyadi memimpin Jawa Barat.

Sebagai informasi, survei dilakukan melalui wawancara tatap muka ini diselenggarakan dari tanggal 1-5 Juli 2025. Survei melibatkan  400 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di provinsi Jawa Barat.

 Tingkat kepercayaan 95 persen dengan 'margin of error' penelitian +/- 4,9 persen.