Pendeta Menangis di Hadapan Dedi Mulyadi, Sengketa Lahan Gereja Cianjur yang Disita Bank Akan Ditebus

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengambil langkah cepat untuk menengahi polemik penyitaan salah satu gereja di Kabupaten Cianjur.
Dalam rapat bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Cianjur, perwakilan dari Bank Supra, Bank TKI, dan Bank KAR, Dedi memastikan kegiatan peribadatan jemaat tetap berjalan meski status tanah gereja masih bermasalah.
"Dari seluruh bank ini tadi sudah menyepakati kegiatan peribadatan berjalan," ujar Dedi usai rapat di Cianjur, Selasa (12/8/2025).
Masalah bermula ketika keluarga ahli waris menjaminkan empat bidang tanah, termasuk lahan gereja, ke bank dengan nilai pinjaman sekitar Rp 6 miliar.
Karena tidak sanggup membayar, lahan tersebut kini dikuasai perbankan sebagai kreditor. Nilai tunggakan pun membengkak hingga sekitar Rp 16 miliar.
Pendeta Paripurna Simatupang, pengelola Gereja Kristen Alkitab Indonesia, mengaku sangat terpukul.
Dalam momen emosional, ia bahkan menangis di hadapan Dedi Mulyadi saat menyampaikan persoalan ini. Simatupang menegaskan bahwa masalah ini murni perkara perdata dan tidak ada kaitannya dengan isu intoleransi.
"Ini hanya keperdataan oleh orang-orang yang bermufakat untuk melakukan transaksi bisnis yang tidak lazim," ujarnya.
Apa Solusi yang Diajukan Dedi Mulyadi?
Seorang pendeta di Cianjur menangis di hadapan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi karena gerejanya terancam disita oleh bank karena menungguang utang.
Dedi Mulyadi berencana melakukan negosiasi dengan pihak bank agar nilai utang dapat diturunkan.
Ia menargetkan proses penyelesaian dilakukan melalui mekanisme jual beli, bukan penyitaan pengadilan. Tanah tersebut nantinya akan dibeli kembali dan diserahkan ke pihak gereja.
"Diperlukan negosiasi agar angkanya turun dan sifatnya ini bukan disita oleh pengadilan, tetapi sifatnya adalah jual beli. Jadi nanti kami dan teman-teman harus membeli tanah yang sudah atas nama bank," jelas Dedi.
Selain itu, Dedi juga berencana menggandeng pengusaha Kristen untuk membantu pelunasan utang tersebut. Ia menilai langkah ini lebih efisien dibanding membangun gereja baru dari awal.
Bagaimana Respons Pendeta dan Jemaat?
Pendeta Paripurna Simatupang menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kepedulian Gubernur Jabar. Ia menyebut Dedi sebagai pemimpin yang sangat peduli terhadap umat.
"Puji syukur kepada bapak gubernur yang telah menjadi tokoh yang sayang pada kami. Semoga bapak panjang umur, diberkahi Tuhan, dan menjadi pemimpin terbaik di Jawa Barat," kata Simatupang.
Ia juga meminta maaf kepada masyarakat sekitar gereja yang mungkin merasa terganggu akibat persoalan ini.
Dedi berharap seluruh proses pembelian lahan dapat berjalan lancar. Setelah kepemilikan kembali ke pihak gereja, diharapkan sengketa ini tidak terulang dan jemaat bisa beribadah dengan tenang.
"Semoga lancar dan ada rezekinya," tuturnya.
Dengan kesepakatan awal yang sudah dicapai, langkah selanjutnya adalah memastikan proses negosiasi dan transaksi berjalan sesuai rencana demi menjaga rumah ibadah tetap menjadi tempat yang aman bagi umat.
Sebagian artikel ini telah tayang di dengan judul "Polemik Penyitaan Gereja Cianjur oleh Bank, Dedi Mulyadi Pastikan Ibadah Jemaat Tetap Berjalan".
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!