Catatan Dedi Mulyadi di HUT ke-80 Jabar: Tantangan Kemiskinan hingga Lapangan Kerja Masih Membayangi

jawa barat, Dedi Mulyadi, pengangguran, gubernur jawa barat, kemiskinan, survei Litbang Kompas, HUT Jabar, Dedi Mulyadi minta maaf, kinerja dedi mulyadi, Catatan Dedi Mulyadi di HUT ke-80 Jabar: Tantangan Kemiskinan hingga Lapangan Kerja Masih Membayangi, Permohonan Maaf Dedi Mulyadi, Hasil Survei Litbang Kompas, Tantangan Pengangguran dan Kemiskinan, Metodologi Survei

Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Provinsi Jawa Barat pada Selasa (19/8/2025) tidak hanya diisi dengan seremoni tahunan.

Momentum ini sekaligus menjadi ajang refleksi dan dorongan untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta industri.

“Ini adalah spirit kita untuk terus memacu pertumbuhan ekonomi di bidang pertanian, di bidang UMKM, dan di bidang industri. Semoga hari besok kita bisa sama-sama bertemu,” ujar Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/8/2025).

Dedi menekankan bahwa perayaan kali ini harus menjadi semangat untuk menutup berbagai kekurangan sekaligus mendorong pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Jawa Barat.

Permohonan Maaf Dedi Mulyadi

Saat upacara HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Lapangan Gasibu Bandung, Minggu (17/8/2025), Dedi Mulyadi secara terbuka meminta maaf kepada masyarakat.

Ia mengakui belum mampu memenuhi kesejahteraan warga, khususnya dalam hal akses pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan dasar.

“Atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, saya menyampaikan permohonan maaf pada warga Jabar apabila masih ada anak tidak bersekolah, masih banyak yang tak bisa melanjutkan ke SMP karena tak punya seragam, masih ada yang putus sekolah karena biaya. Ini adalah dosa besar yang harus kita pikul bersama, tak boleh terjadi,” ujar Dedi yang akrab disapa KDM, dikutip dari Antara.

Selain pendidikan, Dedi juga menyoroti masalah keterbatasan layanan kesehatan. Ia menyebut masih ada warga yang tidak bisa berobat karena tidak memiliki BPJS Kesehatan, memiliki tunggakan iuran, atau bahkan terpaksa pulang dari rumah sakit karena urusan administrasi.

“Ini negara harus hadir,” tegas Dedi. Ia menambahkan, banyak keluarga yang kesulitan memenuhi kebutuhan pangan ketika pencari nafkah harus menjalani perawatan medis.

Hasil Survei Litbang Kompas

Survei Litbang Kompas terbaru menunjukkan mayoritas warga Jawa Barat menilai positif kinerja Pemprov Jabar di bawah kepemimpinan Dedi Mulyadi dan Wakil Gubernur Erwan Setiawan.

Aspek dengan tingkat kepuasan tertinggi adalah penyediaan air bersih, di mana 83,4 persen responden menyatakan puas atau sangat puas, sementara 15,7 persen menyatakan tidak puas.

Kepuasan tinggi juga tercatat pada stabilitas harga kebutuhan pokok (78,9 persen puas, 20 persen tidak puas), serta pelayanan kesehatan masyarakat (77,3 persen puas, 22,4 persen tidak puas).

Selain itu, penanganan bencana alam (72 persen puas), penanganan penyakit menular (70,5 persen puas), dan rasa aman dari kriminalitas maupun premanisme (68,6 persen puas) juga mendapat apresiasi publik.

Tantangan Pengangguran dan Kemiskinan

Meski begitu, survei memperlihatkan adanya catatan besar pada isu-isu krusial seperti lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, hingga infrastruktur.

Penyediaan transportasi umum misalnya, hanya mencatat 53,5 persen kepuasan, sementara pengelolaan sampah justru menuai 58,8 persen ketidakpuasan.

Catatan paling serius terlihat pada isu pengangguran. Hanya 31,4 persen responden yang menyatakan puas terhadap upaya pemerintah menyediakan lapangan kerja, sedangkan 67,2 persen merasa tidak puas.

“Soal lapangan kerja paling kentara. Masyarakat merasa lapangan kerja sangat sempit dan berharap segera diselesaikan. Tingkat kepuasan sangat rendah,” ujar Peneliti Litbang Kompas, Rangga Eka Sakti, saat diwawancarai via Zoom, Jumat (15/8/2025).

Hal serupa juga terjadi pada penanganan kemiskinan. Hanya 37,9 persen responden merasa puas, sedangkan 60,4 persen lainnya tidak puas. Program bantuan langsung untuk masyarakat pun masih dianggap belum optimal, dengan 48,8 persen menyatakan tidak puas dan 50,4 persen menyatakan puas.

Metodologi Survei

Survei dilakukan Litbang Kompas melalui wawancara tatap muka pada 1–5 Juli 2025, melibatkan 400 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Jawa Barat.

Dengan tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error survei ini sekitar ±4,9 persen. Litbang Kompas menegaskan, kesalahan di luar pemilihan sampel tetap dimungkinkan. Penelitian ini sepenuhnya dibiayai oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!