Kisah Pilu Raya, Balita Sukabumi Meninggal Penuh Cacing, Dedi Mulyadi Akan Sanksi Desa

Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat, infeksi cacing, bocah sukabumi raya, bocah sukabumi raya meninggal cacing, Kisah Pilu Raya, Balita Sukabumi Meninggal Penuh Cacing, Dedi Mulyadi Akan Sanksi Desa

Raya, bocah berusia tiga tahun dari Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia pada 22 Juli 2025.

Kisahnya menjadi viral setelah sebuah video memperlihatkan kondisi tubuhnya yang dipenuhi cacing diunggah akun Instagram @rumah_teduh_sahabat_iin.

Video tersebut menimbulkan rasa iba mendalam dari masyarakat, terlebih setelah disebutkan bahwa sepanjang hidupnya Raya harus melawan penyakit akibat infeksi cacing yang akut.

Setiap membayangkan, seumur hidupnya yang hanya empat tahun itu, tubuhnya digerogoti cacing dalam tubuhnya. Menyerap oksigen dan nutrisi yang sudah pas-pasan di tubuhnya. Remuk rasanya hati ini. Semoga Allah ampuni negeri ini, para pemimpin negeri ini, dan mengampuni kami saudara seimannya yang sangat terlambat membantunya,” tulis akun tersebut.

Apa penyebab utama sakit yang diderita Raya?

Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat, infeksi cacing, bocah sukabumi raya, bocah sukabumi raya meninggal cacing, Kisah Pilu Raya, Balita Sukabumi Meninggal Penuh Cacing, Dedi Mulyadi Akan Sanksi Desa

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Menurut penjelasan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menyoroti kasus ini melalui akun Instagramnya, sakit yang dialami Raya diduga kuat akibat kondisi lingkungan yang buruk.

Dedi menghubungi dokter yang merawat Raya dan mendapatkan penjelasan bahwa sang anak mengalami infeksi cacingan akut.

Hal ini dipicu kebiasaan Raya yang kerap bermain di kolong rumah bersama ayam dan kotorannya. Kebersihan yang tidak terjaga membuat tangan dan mulutnya rentan terpapar larva cacing.

“Dia sejak balita sering berada di kolong rumah bersama dengan ayam dan kotoran sehingga mungkin dia sering kali tangannya tidak dicuci dan mulutnya kemasukkan cacingan. Sehingga menimbulkan cacing yang akut,” kata Dedi Mulyadi.

Faktor keluarga juga turut memperburuk kondisi Raya. Ibunya mengalami gangguan jiwa, sementara ayahnya menderita penyakit tuberkulosis (TBC).

Akibatnya, pengasuhan sehari-hari banyak dibebankan kepada neneknya yang terbatas dalam hal perhatian dan kemampuan merawat.

Bagaimana tanggapan pemerintah daerah?

Dedi Mulyadi menyatakan prihatin sekaligus kecewa atas meninggalnya Raya. Ia menegaskan bahwa kasus ini mencerminkan gagalnya fungsi layanan kesehatan dasar di tingkat desa, seperti posyandu dan kegiatan PKK.

Dedi bahkan mengancam akan memberikan sanksi kepada perangkat desa atau pihak-pihak terkait yang terbukti lalai.

“Dimungkinkan saya akan memberikan sanksi bagi desa tersebut karena fungsi-fungsi pokok pergerakan PKK-nya tidak jalan, fungsi posyandunya tidak berjalan, dan fungsi kebidanannya tidak berjalan. Sanksi-sanksi akan kami berikan pada siapa pun dan daerah mana pun yang terbukti tidak memberikan perhatian kepada masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, Dedi mengirimkan tim untuk membantu mengobati keluarga Raya yang masih hidup dalam kondisi rentan.

Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat, infeksi cacing, bocah sukabumi raya, bocah sukabumi raya meninggal cacing, Kisah Pilu Raya, Balita Sukabumi Meninggal Penuh Cacing, Dedi Mulyadi Akan Sanksi Desa

Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi saat ditemui awak media di RSUD Sekarwangi Cibadak, Selasa (19/8/2025)

Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, membenarkan bahwa bocah dalam video yang viral itu adalah warganya.

Ia menjelaskan, Raya adalah anak dari pasangan Udin (32) dan Endah (38), yang keduanya diduga mengalami keterbelakangan mental. Hal ini membuat mereka kesulitan memberikan pengasuhan yang layak.

“Kedua orangtuanya memiliki keterbelakangan mental, sehingga daya asuh terhadap anaknya kurang, tidak tahu persis bagaimana kondisi anaknya,” kata Wardi kepada awak media di RSUD Sekawan Cibadak, Selasa (19/8/2025).

Sebelum kondisinya memburuk, Raya kerap bermain di bawah rumah dalam keadaan tidak sehat.

Ia sempat mengalami demam dan didiagnosis memiliki penyakit paru-paru. Namun, akses pengobatannya terkendala karena keluarga Raya tidak memiliki Kartu Keluarga (KK) dan BPJS.

Baru setelah ada laporan ke komunitas filantropi Rumah Teduh, Raya bisa dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans.

Sayangnya, meski sudah sempat dirawat selama sembilan hari, nyawa Raya tidak tertolong.

Menurut Wardi, masyarakat sekitar sebenarnya sudah berusaha membantu keluarga Raya dengan memberikan perhatian dan bantuan seadanya.

Namun, kondisi orang tua Raya yang tidak bisa bekerja serta pola asuh yang kurang membuat upaya tersebut tidak cukup.

Kakak Raya yang berusia tujuh tahun pun sering diasuh oleh sanak saudara untuk memastikan kebutuhan dasarnya terpenuhi.

“Iya sering kita kontrol, kalau ada rezeki juga sedikit kita suka kasih, kan orangtuanya gak bisa kerja juga. Tapi yang namanya penyakit juga kan kita enggak tahu,” jelas Wardi.

Sebagian artikel ini telah tayang di dengan judul "Raya, Bocah Sukabumi Meninggal Tubuhnya Penuh Cacing, Dedi Mulyadi Ancam Sanksi Desa".

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!