Yuni Nugroho, Kades Nyentrik Dipuji Dedi Mulyadi: Sukses Kelola BUMDes Raup Rp 2 Miliar

— Nama Yuni Nugroho, Kepala Desa Purwasaba di Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah, kembali jadi perbincangan. Ia menuai pujian dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berkat keberhasilannya membangun desa lewat pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang mampu meraup omzet nyaris Rp 2 miliar per tahun.
Pujian Dedi bukan tanpa alasan. Ia menyebut Desa Purwasaba sebagai contoh sukses yang patut ditiru oleh desa-desa lain di Jawa Barat. Menurutnya, pengelolaan dana desa yang efektif terbukti bisa menghasilkan fasilitas publik yang bermanfaat dan memperkuat ekonomi lokal.
“Seperti di sana (Purwasaba) hampir Rp 2 miliar satu tahun, digabung dana desa dan bisa buat membangun kolam renang sama kafe. Itu nanti desanya mandiri, duitnya berputar,” kata Dedi, Jumat (1/8/2025).
Terinspirasi oleh kesuksesan tersebut, Dedi Mulyadi berencana mengirimkan lima orang perwakilan dari tiap desa di Jawa Barat untuk belajar langsung ke Desa Purwasaba. Mereka akan mengikuti pelatihan pengelolaan BUMDes, termasuk pelatihan beternak ayam petelur dan ikan lele.
Kades yang Punya Tato Sejak SMA
Yuni Nugroho, atau yang lebih dikenal dengan nama Hoho Alkaf, bukan sosok baru dalam sorotan publik. Ia sempat viral karena tampil beda di antara kepala desa lainnya. Penampilannya yang penuh tato sempat jadi sorotan ketika ikut aksi demonstrasi menuntut masa jabatan kades diperpanjang menjadi sembilan tahun.
Namun, penampilan tak menjadi penghalang bagi Hoho untuk mengabdi. Ia terpilih menjadi kepala desa pada 2019 dengan kemenangan telak melawan dua kandidat lainnya.
“Selisih suara saya dengan lawan 1000-an, menang mutlak,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
Tato di tubuhnya sudah mulai ia buat sejak masih duduk di bangku SMA, dan kini tercatat ada sekitar 30 motif yang menghiasi tubuhnya.
Dari Kontraktor ke Pelayan Masyarakat
Sebelum menjabat sebagai kades, Hoho memiliki latar belakang sebagai kontraktor dan pengusaha penyewaan alat berat. Darah kepemimpinan mengalir dari ayahnya, almarhum Siswoyo Siswo Harsono, yang juga pernah menjabat sebagai kades dan anggota DPRD Banjarnegara.
Kini, Hoho memilih untuk fokus pada pengabdian. Ia bahkan tak ragu mengeluarkan dana pribadi demi kemajuan desanya. Salah satunya adalah saat ia menghibahkan mobil pribadinya untuk operasional desa.
Pada 2023, ia juga membeli mobil ambulans untuk keperluan desa dari uangnya sendiri.
“Enggak pakai APBDes, karena terbatas, paling setahun Rp 1 miliar. Untuk infrastruktur saja (APBDes) belum mencukupi, kurang banget,” kata Hoho Alkaf.
Bahkan sebelum resmi menjabat, ia pernah mengaspal jalan sepanjang 800 meter dengan uang pribadi agar warga bisa lebih mudah berkendara antardusun. Jalan selebar tiga meter itu kini menjadi akses penting yang bisa dilalui kendaraan roda empat.
Meski kini menyandang jabatan sebagai kepala desa, Hoho mengaku tak mencari keuntungan pribadi. Gaji dan penghasilan dari tanah desa tidak cukup untuk menutup biaya sosial.
“Jadi kades kan enggak ada apa-apanya, gaji Rp 3 juta ditambah penghasilan dari tanah desa. Buat kondangan atau biaya sosial lain saja tidak cukup,” ujarnya.
kades terdahulu sudah baik, tapi saya akan berusaha lebih baik lagi,” tambahnya.
Terbuka untuk Jadi Lokasi Studi Banding
Kini, keberhasilan Yuni Nugroho dalam mengelola BUMDes menjadikan Desa Purwasaba sebagai role model bagi desa lain. Dedi Mulyadi telah menyusun rencana besar agar desa-desa di Jawa Barat bisa meniru langkah yang telah diambil Yuni.
Mereka yang dikirim akan mendapatkan pelatihan pengelolaan administrasi, manajemen BUMDes, hingga praktik beternak.
“Belajar ternak ayam petelur dan lele, belajar mengelola admistrasinya dan manajemen pengelolaan BUMDes sehingga bisa menghasilkan,” ujar Dedi Mulyadi.
Terkait rencana tersebut, Yuni Nugroho menyambut baik. Namun, ia berharap para kepala desa yang datang benar-benar serius untuk belajar, bukan sekadar datang berfoto.
“Sebenarnya banyak kades yang datang ke saya itu cuma untuk berfoto, habis itu pulang lagi. Padahal kita tidak pelit ilmu,” ungkap Hoho.
Dengan kerja keras, semangat pengabdian, dan visi pemberdayaan ekonomi desa, sosok Yuni Nugroho membuktikan bahwa BUMDes bisa menjadi motor kemajuan yang nyata—asal dikelola dengan sungguh-sungguh dan penuh komitmen.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Sosok Kades Yuni Nugroho Dipuji Dedi Mulyadi Berhasil Kelola BUMDes, Pernah Viral Disebut Nyentrik