Dedi Mulyadi Respons Hasil Survei: Mohon Maaf Kinerja Belum Sepenuhnya Memuaskan

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, akhirnya angkat bicara soal hasil sejumlah survei yang belakangan ramai diperbincangkan publik.
Dalam survei Litbang Kompas, kepemimpinan Dedi mendapat skor 8 dari 10. Tingkat popularitasnya pun tinggi, mencapai 97,1 persen. Responden menilai kepemimpinan Dedi cukup berhasil menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok, menyediakan layanan kesehatan, menghadirkan akses air bersih, hingga mempertahankan biaya layanan publik yang terjangkau. Rata-rata capaian kinerja berada di atas angka 70 persen.
Namun, masih ada catatan dari masyarakat. Penyediaan lapangan kerja, pengurangan pengangguran, dan penanganan kemiskinan dinilai belum maksimal. Survei mencatat, 57,6 persen responden menilai buruk kinerja Dedi dalam menciptakan lapangan kerja, sementara 7,3 persen menilai sangat buruk. Hanya 33,4 persen yang memberikan penilaian baik hingga sangat baik.
Ketidakpuasan juga muncul pada upaya mengurangi pengangguran (67,2 persen), penanggulangan kemiskinan (60,4 persen), dan penyaluran bantuan kesejahteraan (48,8 persen).
Hasil Survei Lain
Selain Litbang Kompas, Muda Bicara ID juga merilis survei terbaru yang menempatkan Dedi Mulyadi di posisi ketiga gubernur dengan kinerja terbaik.
Berikut daftar lengkapnya:
- Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung – 30,60 persen suara
- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X – 24,44 persen suara
- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi – 18,67 persen suara
- Gubernur Aceh, Muzakir Manaf – 17,78 persen suara
- Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda – 8,44 persen suara
Menariknya, nama Dedi juga muncul dalam kategori gubernur dengan kinerja terburuk versi kelompok muda. Hal ini disebut sebagai bukti bahwa kepemimpinannya cukup polarizing di mata generasi muda, terutama karena sejumlah kebijakan kontroversial.
Sebelumnya, survei Litbang Kompas juga menempatkan program barak militer Dedi sebagai salah satu yang paling diapresiasi publik, dengan tingkat kepuasan mencapai 95,7 persen. Program pembangunan ruang kelas baru (RKB), perbaikan rumah tidak layak huni (Rutilahu), hingga penyediaan listrik bagi masyarakat miskin juga masuk daftar program dengan kepuasan tinggi.
Namun, kebijakan jam masuk sekolah pukul 06.30 WIB dan larangan wisuda di tingkat TK-SMA justru memicu resistensi publik, dengan angka ketidakpuasan cukup tinggi.
Respons Dedi Mulyadi
Menanggapi beragam hasil survei tersebut, Dedi mengaku tidak mempermasalahkan penilaian publik. Ia menilai hal itu sebagai bahan evaluasi untuk terus memperbaiki kinerja.
“Pelayanan dasar masyarakat harus kita wujudkan, dengan berkorban, mengorbankan ego kita untuk menyerap anggaran untuk kepentingan kita, tapi utamakan kepentingan masyarakat,” ujar Dedi Mulyadi, Selasa (19/8/2025).
Ia menjelaskan sudah melakukan pergeseran anggaran untuk pembangunan dan kesejahteraan warga.
“Rela anggarannya digeser, dari anggaran rutinnya yang besar, menjadi anggaran pembangunan,” katanya.
Dedi pun menyampaikan permohonan maaf bila kinerjanya belum sepenuhnya memuaskan.
“Saya mohon maaf, kinerjanya belum bisa memuaskan sepuas semuanya, tetapi kami akan terus bekerja dengan baik, dan saya ucapkan terima kasih juga pada seluruh warga Jabar, yang memercayakan kepercayaan pada Gubernur Jawa Barat yang mencapai 97 persen lebih. Tentunya seluruh kepercayaan ini bisa diwujudkan dengan kerja keras kita semua,” paparnya.
Ia menegaskan capaian positif selama ini bukan hasil kerja individu, melainkan buah dari gotong royong berbagai pihak, mulai dari ketua RT/RW, kepala desa, camat, bupati/wali kota, DPRD, hingga forkompimda.
“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Jabar,” ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Respons Dedi Mulyadi Soal Hasil Survei Kinerjanya sebagai Gubernur Jawa Barat, Ucap Minta Maaf
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!