Dedi Mulyadi Minta Maaf Belum Berhasil Sejahterakan Warga Jabar: Ini Dosa Besar!

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyampaikan permohonan maaf karena belum bisa mensejahterakan seluruh masyarakat Jawa Barat (Jabar).
Permohonan maaf tersebut disampaikan Dedi khususnya kepada masyarakat maupun anak-anak yang tidak bersekolah atau melanjutkan pendidikan karena terkendala biaya.
Menurut Dedi, sulitnya akses pendidikan yang dihadapi masyarakat Jawa Barat merupakan dosa besar yang harus dipikul bersama.
"Atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, saya menyampaikan permohonan maaf pada warga Jabar apabila masih ada anak tidak bersekolah, masih banyak yang tak bisa melanjutkan ke SMP karena tak punya seragam, masih ada yang putus sekolah karena biaya. Ini adalah dosa besar yang harus kita pikul bersama, tak boleh terjadi," kata Dedi Mulyadi, dikutip dari ANTARA, Senin, 18 Agustus 2025.
Dalam kesempatan itu, Dedi Mulyadi juga menyampaikan permohonan maaf kepada warga Jabar yang terkendala masalah layanan kesehatan.
Contohnya kata dia, warga yang terpaksa pulang dari RS karena tidak tercover BPJS Kesehatan, tidak bisa masuk RS karena memiliki tunggakan iuran BPJS, ataupun yang tidak memiliki bahan pangan untuk keluarganya karena dia sebagai tulang punggung harus dirawat di RS.
"Ini negara harus hadir," ucap Dedi Mulyadi.
Karena itu, Dedi mengajak seluruh aparatur pemerintah dari tingkat RT, RW, kepala desa, camat, hingga bupati, dan wali kota untuk membuat layanan terbuka bagi masyarakat.
"Pada seluruh aparatur, mari buat layanan terbuka bagi masyarakat, agar masyarakat bisa mengadu terhadap apa yang dia alami. Jika kita bergerak kolektif, sendi-sendi penderitaan akan terselesaikan," ucap Dedi.
Dedi juga mengingatkan para pemimpin negara mereka bertugas meneruskan kemerdekaan yang dititipkan oleh leluhur bangsa ini yang mengorbankan darahnya, air matanya, keluarganya, bahkan waktu hidupnya, hanya untuk menyatakan Indonesia Merdeka.
"Hari ini mereka akan bahagia, jika negara ini dikelola dengan baik. Namun jika tidak, mereka akan menangis dalam kesedihan dan kepedihan. Semoga kita semua, termasuk saya sendiri, menjadi manusia yang tersadarkan. Bahwa jabatan ini bukan warisan, tetapi titipan yang harus dikelola secara sempurna demi rakyat," ucap Dedi. (Ant)