Dedi Mulyadi Minta Maaf ke Mendikdasmen soal Banyaknya Gagasan Pendidikan di Jawa Barat

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melakukan kunjungan kerja ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) di Jakarta, Selasa (17/6/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Dedi bertemu langsung dengan Mendikdasmen Abdul Mu’ti dan Wakil Menteri Atip Latipulhayat untuk membahas sejumlah isu penting mengenai pendidikan di Jawa Barat.
Pertemuan ini menjadi langkah awal sinergi antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia tersebut.
“Pada prinsipnya Pak Menteri care banget dengan Jawa Barat,” ujar Dedi dalam wawancara via telepon kepada Kompas.com.
Mengapa Pendidikan 12 Tahun Menjadi Prioritas?
Salah satu isu utama yang dibahas dalam pertemuan ini adalah upaya pemerintah provinsi untuk mewujudkan pendidikan minimal 12 tahun bagi seluruh warga Jawa Barat.
“Kita bertekad dalam kepemimpinan selama lima tahun ini, rata-rata pendidikan warga itu SMA, SMK, atau MA. Pendidikan minimal 12 tahun,” tegas Dedi.
Wakil Menteri Atip menyampaikan bahwa upaya ini sangat relevan mengingat populasi Jawa Barat yang mencapai sekitar 54 juta jiwa.
Menurut Atip, banyak warga yang masih mengalami kesulitan untuk mengakses pendidikan menengah, terutama masyarakat miskin.
“Siswa-siswa yang masuk dalam kategori miskin akan ditangani secara sinergis, termasuk melalui program sekolah rakyat,” ujar Atip.
Dedi juga menyoroti persoalan krusial seputar sarana dan prasarana pendidikan di Jawa Barat. Ia mengungkapkan bahwa masih banyak sekolah yang membutuhkan rehabilitasi atau bahkan pembangunan unit sekolah baru.
“Anak-anak miskin di Jawa Barat harus sekolah minimal sampai SMA. Oleh karena itu, ketersediaan SMA harus ditingkatkan,” ucapnya.
Permasalahan ini mendapat perhatian khusus dari Kementerian Pendidikan, dan Dedi berharap bisa terus berkoordinasi untuk mempercepat peningkatan daya tampung sekolah, khususnya di jenjang pendidikan menengah atas.
Apa Tanggapan Mendikdasmen terhadap Terobosan Pendidikan Dedi Mulyadi?
Dalam pertemuan itu, Dedi juga menyampaikan permohonan maaf kepada Abdul Mu’ti atas banyaknya gagasan pendidikan dan terobosan pendidikan yang ia lakukan selama menjabat. Namun, Mu’ti justru menyambutnya dengan positif.
“Pak Menteri bilang bahwa orang cerdas itu memang idenya banyak,” ujar Dedi menirukan pernyataan Abdul Mu’ti.
Salah satu program Dedi yang sempat menjadi perhatian publik adalah kebijakan sekolah lima hari tanpa pekerjaan rumah (PR) dan masuk pukul 06.30 pagi.
Meski menuai pro dan kontra, Kementerian menyatakan belum ada pembahasan resmi soal kebijakan tersebut.
Di akhir kunjungan, Dedi dan Abdul Mu’ti sempat membuat vlog bersama yang kemudian diunggah ke media sosial.
Dalam video itu, Dedi menyapa masyarakat Jawa Barat dan mendorong para orangtua agar menyekolahkan anak-anak mereka hingga ke jenjang SMA atau SMK.
“Terima kasih ya pada seluruh orang tua di Jawa Barat agar menyekolahkan anaknya sampai SMA dan SMK, masuk ke negeri maupun swasta. Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan berusaha memberikan layanan yang terbaik,” ujarnya.
Abdul Mu’ti pun menutup pertemuan dengan pesan inspiratif.
“Semangat belajar untuk masa depan yang gemilang," kata Abdul Mu'ti.
Sebagian artikel ini telah tayang di dengan judul "Dedi Mulyadi Temui Mendikdasmen, Sampaikan Maaf dan Bahas Pendidikan 12 Tahun".