Penumpang Muslim Dapat Makanan NonHalal, Singapore Airlines Minta Maaf

Maskapai penerbangan Singapore Airlines meminta maaf usai salah satu awak kabinnya menyajikan makanan nonhalal pada penumpang Muslim.
"Singapore Airlines (SIA) dengan menyesal menginformasikan bahwa pada penerbangan SQ24 dari Singapura ke New York pada 7 Juli 2025, seorang pelanggan telah menerima hidangan pembuka yang mengandung daging babi," kata Public Relations Manager Indonesia Singapore Airlines, Kleopas Danang Bintoroyakti.
"Kami menyampaikan permohonan maaf yang tulus kepada pelanggan yang terdampak atas ketidaknyamanan yang terjadi," sambung Danang saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/8/2025).
Sebelumnya, media digital berbasis Singapura, Mothership, melaporkan kejadian saat penumpang pesawat Singapore Airlines kelas bisnis Muslim disuguhi hidangan bernama Salad Mediterania Panggang dengan Prosciutto.
Penumpang pria bernama Jey tersebut sempat bertanya mengenai prosciutto dan memastikan apakah hidangan tersebut mengandung bacon (daging babi).
Namun, awak kabin mengonfirmasi Jey bahwa memberi tahu dia bahwa makanan itu aman dikonsumsi.
Setelah menikmati hidangannya, Jey mengaku asing dengan cita rasa dan tekstur makanan yang dikonsumsi hingga memutuskan mencari tahu istilah "prosciutto". Ia baru mengetahui bahwa sajian tersebut adalah olahan daging babi.
benar terkejut," kata Jey, dikutip dari Mothership, Rabu (13/8/2025).
Usai mengetahui makanan tersebut nonhalal, warga asli Singapura yang telah menjadi Muslim selama lebih dari tiga dekade tersebut melaporkan peristiwa ini kepada kru kabin.
Singapore Airlines mengakui bahwa kru yang melayaninya adalah staf junior yang tidak tahu bahwa prosciutto adalah daging babi.
"Setelah mengetahui bahwa pelanggan tersebut tidak mengonsumsi daging babi, awak kabin kami segera meminta maaf, menarik kembali hidangan tersebut, dan menawarkan pilihan alternatif," ujar Danang.
Kompensasi kupon
Pesawat Airbus A350-900 yang dioperasikan Singapore Airlines terlihat di Bandara Milano Malpensa, Italia.
Setelah kejadian malang itu, Jey mengajukan keluhan kepada Singapore Airlines. Ia ditawari voucer KrisShop senilai 150 dolar Singapura atau sekitar Rp 1,9 jutaan, tetapi ditolaknya.Maskapai penerbangan nasional Singapura tersebut kemudian menaikkan kompensasi menjadi 15.000 mil KrisFlyer, lalu menjadi 30.000 mil, tetapi Jey tetap menolak keduanya.
"Tidak ada orang beriman, Muslim, Yahudi, Hindu, atau lainnya, yang akan dengan sengaja melanggar hukum makanan suci demi imbalan 30.000 mil," ujar Jey.
Jey turut menunjukkan riwayat transaksi sekitar 10.000 dolar Singapura untuk membayar penerbangan kelas bisnis itu.
Lewat insiden ini, kata Danang, Singapore Airlines telah memperketat pelatihan awak kabin dan prosedur layanan dengan penekanan pada pemahaman kandungan bahan makanan serta komunikasi yang jelas kepada pelanggan.
"Kami terus berkomunikasi secara langsung dengan pelanggan yang terdampak untuk memastikan penanganan yang tepat. SIA berkomitmen penuh menghormati keberagaman agama dan budaya seluruh pelanggan," ungkap Danang.
Imbauan saat pesan makanan di pesawat
Singapore Airlines mengimbau penumpang dengan kebutuhan makanan khusus, termasuk yang berkaitan dengan kebutuhan religi, untuk melakukan pemesanan Special Meal sebelum penerbangan.
Sementara itu, Jey memilih opsi Book the Cook untuk layanan makan siang dengan hidangan utama berupa nasi briyani, dengan prosciutto sebagai makanan pembuka tetap.
Berdasarkan keterangan laman Singapore Airlines, Book the Cook merupakan layanan pemesanan makan khusus penumpang Suites dan First Class, serta Business Class.
Dalam layanan ini, penumpang pesawat diingatkan bahwa menu Book the Cook hanya berlaku untuk hidangan utama.
"Jika Anda memilih hidangan utama tanpa daging, hidangan lain seperti makanan pembuka atau hidangan penutup mungkin mengandung daging atau produk sampingan hewan. Jika Anda memiliki kebutuhan diet khusus, kami sarankan Anda memilih dari berbagai macam Special Menu kami yang lebih sesuai dengan kebutuhan Anda," tulis laman Singapore Airlines.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!