Top 7+ Istilah Makanan di Jepang yang Mengandung Babi dan Alkohol, Traveller Muslim Wajib Tahu!

Wisatawan muslim yang tengah berkunjung ke Jepang wajib tahu cara cek makanan dan minuman di Jepang yang mengandung babi serta alkohol.
Jepang memang terkenal dengan ragam kulinernya yang unik dan menarik, tak heran jika para traveller dari berbagai belahan dunia ingin mencobanya.
Namun bagi traveller muslim harap berhati-hati karena tak semua tempat menjual produk halal atau menyertakan kata halal. Ada beberapa makanan atau minuman yang mengandung babi atau alkohol dengan istilah tertentu.
Karena itu, penting mengetahui istilah kunci yang sering muncul dalam kemasan makanan, bahan baku di restoran, hingga bumbu masakan Jepang.
Nama menu makanan di Jepang yang mengandung babi dan alkohol
Selengkapnya, inilah istilah-istilah makanan di Jepang yang mengandung babi dan alkohol yang wajib diketahui traveller muslim!
Ilustrasi restoran di Jepang.
Butaniku: Daging babi
Kata ini paling sering muncul pada label bahan makanan atau papan menu restoran di Jepang. Mengutip Buku “Pengetahuan Bahan Makanan dan Minuman Seri: Babi dan Khamr” (2015) karya Ariani, butaniku artinya daging babi.
Contohnya terdapat pada menu “Buta Yasai Itame”, “Buta Menchi Katsu”, “Buta Kimchi Itame”, “Butadon” dan “Buta Bara Wasabi”.
Ton: Babi
Ton merujuk pada hidangan yang memiliki bahan utama daging babi, seperti “Tonkatsu” yang sering terdapat di restoran-restoran di Jepang.
Raado: Lemak babi
Lemak babi sering dijumpai pada hidangan yang digoreng, biasanya terdapat pada roti, camilan, atau gorengan.
Beberapa contoh makanan yang mengandung lemak babi adalah keripik, kue kering, dan mie instan.
Pooku: Daging babi
Istilah lain dari daging babi adalah pooku atau pork dan sering ditulisan dalam menu makanan sejumlah restoran di Jepang.
Sake: Minuman beralkohol beras
Bukan hanya sekadar minuman, namu sake juga banyak digunakan sebagai bumbu masakan cepat saji maupun makanan rumahan di Jepang.
Mirin: Anggur masak manis
Mirin adalah alkohol jenis ringan yang juga digunakan di hampir semua masakan Jepang. Fungsi utamanya untuk memperkuat rasa gurih serta memberikan efek mengkilap pada makanan.
Arukoru: Alkohol
Dalam makanan, alkohol digunakan sebagai pengawet, penambah aroma, atau disajikan dalam bentuk minuman keras.
Traveller muslim yang ke Jepang harus tahu bahwa arukoru banyak ditemukan dalam saus, cuka masa, atau makanan fermentasi.
Cara pesan makanan halal di Jepang
Bagi traveller muslim yang ingin mendapatkan makanan halal ketika sedang berwisata ke Jepang, bisa menggunakan tips di bawah ini:
Ilustrasi koki memasak di salah satu restoran Jepang.
Pilihlah menu ayam, kambing, atau sapi
Wisatawan muslim dapat memilih menu "toriniku" yang berarti daging ayam, "gyuuniku" yaitu daging sapi, dan "maton" yang berarti daging kambing.
Pilih restoran atau menu yang memiliki tulisan “Har?ru”
Pada beberapa makanan kemasan atau restoran sudah banyak yang menyertakan tulisan “Har?ru” atau yang berarti halal.
Bertanya langsung ke pelayan
Jika ragu, wisatawan bisa bertanya dalam Bahasa Jepang seperti:
- “Korewa butaniku ga haitte imasuka?” yang artinya apakah ini mengandung daging babi?
- “Butaniku dame dese” yang berarti, saya tidak makan babi.
- “No buta?” dan “no alcohol?”, nantinya pelayan akan membantu makanan mana yang tidak mengandung babi atau alkohol.
Memahami istilah makanan non-halal di Jepang sangat penting bagi traveller Muslim. Deretan istilah di atas untuk membantu agar pengalaman kuliner saat berlibur tetap aman dan nyaman.