Desainer Adidas Minta Maaf Usai Dituding Menjiplak Desain Sandal Tradisional Meksiko

Meksiko, Adidas, oaxaca meksiko, oaxaca slip on, desainer Adidas mencuri desain sandal tradisional Meksiko, sandal tradisional Meksiko, Desainer Adidas Minta Maaf Usai Dituding Menjiplak Desain Sandal Tradisional Meksiko

 Perusahaan pakaian olahraga Adidas dan desainer asal Amerika Serikat, Willy Chavarria, menuai kritik tajam setelah meluncurkan sepatu model Oaxaca Slip-On.

Produk ini disebut sangat mirip dengan huaraches, sandal kulit tradisional yang dibuat oleh pengrajin Pribumi Meksiko, khususnya dari komunitas Zapotec di kota Villa Hidalgo Yalalag, Oaxaca.

Kontroversi ini bermula ketika pihak berwenang Meksiko menilai desain tersebut sebagai bentuk “perampasan budaya”.

Melansir dari NBC News, dikutip Senin (11/8/2025), sandal Adidas itu memiliki tali kulit tipis yang dianyam dengan gaya hampir identik seperti huarache, tetapi menggunakan sol sepatu olahraga yang lebih tebal.

Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum termasuk pihak yang mengecam. 

“Perusahaan besar sering kali mengambil produk, ide, dan desain dari masyarakat Pribumi," katanya dalam konferensi pers, seperti dilansir BBC. 

Sheinbaum menambahkan bahwa pemerintahnya tengah mempertimbangkan langkah hukum untuk mendukung komunitas yang dirugikan, sekaligus mempersiapkan reformasi hukum agar kasus serupa tidak terulang.

Pejabat setempat di Oaxaca bahkan meminta Adidas menarik model sepatu tersebut dari pasaran dan menyampaikan permintaan maaf secara publik.

Gubernur Oaxaca, Salomon Jara Cruz, dalam surat terbuka kepada pimpinan Adidas, mengkritik alasan “inspirasi kreatif” sebagai pembenaran.

“Budaya tidak dijual, tetapi dihormati,” ujar Cruz.

Bagi para pembuat huaraches lokal, masalah ini bukan sekadar soal desain.

Viridiana Jarquin Garcia, pembuat dan penjual sandal di ibu kota Oaxaca, menyebut sepatu Adidas tersebut sebagai “tiruan murah” dari karya seniman lokal.

“Seninya sedang hilang. Kita kehilangan tradisi kita,” kata Viridiana kepada NBC News.

Permintaan maaf dari Chavarria dan respons Adidas

Meksiko, Adidas, oaxaca meksiko, oaxaca slip on, desainer Adidas mencuri desain sandal tradisional Meksiko, sandal tradisional Meksiko, Desainer Adidas Minta Maaf Usai Dituding Menjiplak Desain Sandal Tradisional Meksiko

Oaxaca Slip-On. Produk ini disebut sangat mirip dengan huaraches, sandal kulit tradisional yang dibuat oleh pengrajin Pribumi Meksiko

Willy Chavarria, desainer yang bekerja sama dengan Adidas untuk membuat Oaxaca Slip-On, menyampaikan permintaan maaf melalui pernyataan yang dikirim ke BBC.

“Saya sangat menyesal bahwa sepatu tersebut digunakan dalam desain ini tanpa dikembangkan melalui kerja sama langsung dan bermakna dengan komunitas Oaxaca,” ujar Chavarria.

Chavarria mengaku niat awalnya adalah menghormati seni dan budaya Oaxaca.

“Tujuannya selalu untuk menghormati semangat budaya dan seni Oaxaca yang kuat dan komunitas kreatifnya, sebuah tempat yang keindahan dan ketahanannya menginspirasi saya. Nama Oaxaca bukan sekadar kata, budayanya yang hidup, orang-orangnya, dan sejarahnya,” kata Chavarria, dikutip dari BBC.

“Hal ini tidak mencerminkan rasa hormat dan pendekatan kolaboratif yang pantas diterima oleh Oaxaca, komunitas Zapotec di Villa Hidalgo Yalalag, dan masyarakatnya,” tambahnya.

Adidas sendiri, dalam pernyataan melalui email kepada BBC mengakui, bahwa desain tersebut memang terinspirasi dari tradisi Villa Hidalgo Yalalag.

"'Oaxaca Slip-On' terinspirasi oleh desain dari Oaxaca, yang berakar pada tradisi Villa Hidalgo Yalalag."

"Kami menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dan menegaskan kembali komitmen kami untuk berkolaborasi dengan Yalalag dalam dialog yang saling menghormati warisan budaya mereka," demikian bunyi keterangan email Adidas, dilansir dari BBC. 

Menurut laporan NBC News, Adidas telah berdiskusi dengan pejabat negara bagian Oaxaca untuk memberikan kompensasi kepada para perajin yang “dijiplak”.

Wakil Menteri Pengembangan Kebudayaan Meksiko, Marina Nunez, mengatakan bahwa Adidas juga membicarakan potensi “ganti rugi kepada orang-orang yang dijiplak”.

Bukan pertama kalinya

Kasus ini, rupanya bukan pertama kalinya desain tradisional Meksiko menjadi sasaran dugaan penjiplakan oleh merek global.

Melansir dari NBC News, pada 2021, pemerintah Meksiko juga pernah meminta merek besar seperti Zara dan Anthropologie untuk menjelaskan alasan menyalin desain pakaian dari komunitas Pribumi Oaxaca.

Kerajinan tangan sendiri merupakan bagian penting dari perekonomian Meksiko, dengan sekitar setengah juta orang menggantungkan hidup di sektor ini.

Industri tersebut menyumbang sekitar 10 persen dari produk domestik bruto di negara bagian seperti Oaxaca, Jalisco, Michoacan, dan Guerrero.

Meski pemerintah ingin memperketat aturan, Marina Nunez mengingatkan bahwa perlindungan hukum juga perlu mempertimbangkan peluang kolaborasi yang adil.

“Mereka juga ingin menetapkan pedoman, agar para seniman tidak kehilangan kesempatan untuk berdagang atau berkolaborasi dengan perusahaan yang memiliki jangkauan komersial sangat luas,” ujarnya.

Kontroversi Oaxaca Slip-On menjadi pengingat bahwa inspirasi desain seharusnya tidak mengabaikan hak, martabat, dan warisan budaya komunitas yang menjadi sumber ide.

Di dunia fashion yang semakin terhubung, kolaborasi yang menghormati dan menguntungkan kedua pihak kini menjadi tuntutan, bukan pilihan.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!