BMKG Sebut Pusat Gempa Bekasi di Sesar Naik Busur Belakang Jawa Barat

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa bumi tektonik yang mengguncang Bekasi, Rabu (20/8/2025) malam, berkekuatan M4,9 (update M4,7) dan berpusat di Sesar Citarum, bukan Sesar Baribis.
Gempa ini juga menyebabkan sejumlah bangunan di Kabupaten Karawang terdampak.
Parameter Gempa
Gempa utama terjadi pukul 19:54:56 WIB dengan episenter di koordinat 6,52 LS dan 107,25 BT, tepatnya di darat sekitar 19 km tenggara Kabupaten Bekasi pada kedalaman 10 km.
BMKG menegaskan gempa ini termasuk gempa dangkal yang dipicu oleh aktivitas sesar naik pada zona West Java Back Arc Thrust (Sesar Naik Busur Belakang Jawa Barat).
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, menegaskan bahwa gempa Bekasi bukan berasal dari Sesar Baribis, melainkan segmen Citarum yang masuk dalam sistem West Java Back Arc Thrust.
“Gempa semalam itu pemicunya segmen Citarum, bukan Baribis. Segmen Baribis letaknya di timur, dekat Kuningan. Pembangkit gempa M4,7 tadi malam adalah segmen Citarum,” jelas Daryono.
Epicenter gempa berada di selatan segmen Citarum karena struktur sesar tersebut miring (dipping) ke arah selatan
Mengenal West Java Back Arc Thrust
Sesar ini merupakan sesar aktif yang melewati Cirebon, Indramayu, Majalengka, Subang, Purwakarta, Karawang, dan Bekasi, serta terindikasi di selatan Jakarta (perbatasan dengan Depok) dan Bogor.
Sesar adalah retakan atau patahan pada kerak bumi di mana batuan bergerak melewati satu sama lain, dan beberapa bersifat aktif.
Berdasarkan penelitian sejak Desember 2022 hingga September 2023 oleh BRIN dan lembaga terkait, tercatat 15 kali gempa berskala magnitudo 2–4 di selatan Purwakarta, selatan Karawang, dan selatan Subang. Bahkan, 14 Juli 2025, gempa M2,6 sempat mengguncang wilayah Cikarang, Bekasi.
Sesar busur belakang Jawa Barat terbagi menjadi beberapa segmen:
- Sesar Citarum Front: panjang sekitar 70 km, memanjang dari arah timur-tenggara.
- Sesar Citarum: panjang sekitar 40 km, memanjang dari barat-barat laut.
- Segmen lain: Sesar Baribis dan Sesar Cirata.
Dampak Geologi dan Kondisi Tanah
Kepala Badan Geologi, M. Wafid, menjelaskan bahwa wilayah sekitar episenter terdiri dari dataran hingga pegunungan, dengan susunan batuan sedimen tersier, batuan gunung api kuarter, dan endapan aluvium resen.
“Kondisi tanah bervariasi, dari sangat padat hingga lunak, yang berpotensi memperbesar guncangan. Batuan yang sudah mengalami pelapukan atau sedimen permukaan bisa memperkuat guncangan gempa,” ujar Wafid.
Gempa Susulan
BMKG mencatat enam kali gempa susulan setelah gempa utama M4,9:
- M2,1 – pukul 20:16 WIB
- M1,9 – pukul 21:04 WIB
- M2,3 – pukul 21:47 WIB
- M2,2 – pukul 22:00 WIB
- M3,9 – pukul 22:39 WIB
- M2,8 – pukul 22:56 WIB
Meski terjadi susulan, kekuatan gempa relatif kecil dan tidak berpotensi menimbulkan kerusakan luas.
Dampak di Karawang
Di Kabupaten Karawang, delapan rumah di Kecamatan Tegalwaru mengalami kerusakan dinding. SDN Kutamaneuh 2 juga mengalami plafon jebol dan dinding retak, sementara aula serbaguna Kantor Kecamatan Pangkalan plafonnya roboh. Sebanyak 20 jiwa dari delapan kepala keluarga terdampak.
Beruntung, saat gempa terjadi, fasilitas umum dan sekolah kosong sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, memerintahkan personel Kedeputian Penanganan Darurat mendampingi BPBD Karawang.
“Keselamatan masyarakat menjadi prioritas. Penanganan dampak gempa harus terstruktur, tepat sasaran, dan cepat,” kata Suharyanto.
BMKG meminta masyarakat tetap tenang dan hanya mengacu pada informasi resmi melalui kanal BMKG, baik website, media sosial terverifikasi, maupun aplikasi Info BMKG.
Sebagian berita ini tayang di Tibunnews.com dengan judul Mengenal Sesar Naik Busur Belakang Jawa Barat Penyebab Gempa Bekasi M 4,9 Rabu Malam
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!