Tolak Ide Pembongkaran Dedi Mulyadi, Pedagang Teras Cihampelas Minta Penataan Bukan Penggusuran

pembongkaran, Teras Cihampelas, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, Pedagang Kaki Lima (PKL), Tolak Ide Pembongkaran Dedi Mulyadi, Pedagang Teras Cihampelas Minta Penataan Bukan Penggusuran

Rencana pembongkaran Teras Cihampelas di Kota Bandung yang diusulkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kepada Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menimbulkan penolakan dari masyarakat.

Teras Cihampelas merupakan skywalk ikonik yang dibangun pada era kepemimpinan Ridwan Kamil dengan anggaran sebesar Rp 48 miliar.

Kini, usulan pembongkaran tersebut menjadi sorotan karena menyangkut nasib para pedagang kaki lima (PKL) dan nilai historis serta fungsional dari infrastruktur tersebut.

Menanggapi usulan itu, Farhan menyatakan bahwa proses pembongkaran belum dapat dilakukan secara langsung.

“Kemungkinan (dibongkar), tetapi itu baru usul dari Pak Gubernur. Saya mesti menjalani dulu proses administrasi yang tidak sederhana dan panjang,” ujarnya.

Bagaimana Tanggapan Pedagang dan Warga Terhadap Wacana Ini?

Banyak warga dan pedagang yang secara tegas menolak rencana pembongkaran. Taufik Budi Santoso, warga Cimaung, Cihampelas, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi Teras Cihampelas saat ini.

Ia mengakui adanya vandalisme, namun menilai bahwa solusi terbaik bukanlah pembongkaran.

“Buat apa dibongkar, sudah tanggung. Mendingan ditata lagi saja biar lebih nyaman,” ujar Taufik saat ditemui di Cihampelas, Kamis (3/7/2025).

Hal senada disampaikan Dindin Wardiman, warga Setiabudi.

“Kalau sekarang disayangkan saja enggak terawat. Seharusnya bisa jadi objek wisata. Tapi kalau banyak coretan-coretan gini, jadi terlihat kumuh. Tapi sayang juga kalau dibongkar, bangunan sudah ada ngapain dibongkar, tinggal ditata ulang,” katanya.

Aan Suherman, seorang pedagang di teras 7, juga menolak keras usulan pembongkaran. Ia mengaku omzet harian yang diperoleh bisa mencapai Rp 800 ribu hingga Rp 1,5 juta saat ramai.

“Alhamdulillah saya banyak pelanggan dari karyawan yang kerja di Cihampelas Walk (Ciwalk) sama kantor-kantor lain seperti PT KAI. Enggak perlu dibongkar, kalau dibongkar saya mau pindah ke mana? Langganan saya sudah pada tahu di sini,” ungkap Aan.

Apa Dampaknya Terhadap Ekonomi Mikro di Sekitar Teras Cihampelas?

Irahayu, bendahara Koperasi Paguyuban Pedagang Teras Cihampelas, menyebut bahwa saat ini jumlah pengunjung mulai meningkat kembali. Ia menilai bahwa upaya penataan ulang jauh lebih relevan dibandingkan pembongkaran.

“Sebenarnya ini udah mau mulai banyak tamu, jadi lebih baik ditata ulang, dikasih daya tarik lagi biar tamu lebih banyak mau naik. Kalau dibongkar sayang banget, tempat sudah bagus gini kenapa harus dibongkar,” ujarnya.

Dari 191 kios yang tersedia di Teras Cihampelas, saat ini hanya 32 pedagang yang masih bertahan, sebagian besar lainnya gulung tikar sejak pandemi Covid-19.

Irahayu pun meminta agar pemerintah mempertimbangkan kembali rencana tersebut dan mengarahkan anggaran pembongkaran untuk modal usaha pedagang.

"Mending uang buat bongkarnya dikasihin ke ibu-ibu yang jualan di sini. Pak Dedi, Pak Farhan, tolonglah lebih bijaksana. Kami dari awal pembangunan sudah berjuang dan bertahan di sini, jadi mohon dipertimbangkan lagi,” ucapnya.

Perlukah Kajian Ahli Tata Kota Sebelum Keputusan Diambil?

Ketua DPRD Kota Bandung, Asep Mulyadi, juga memberikan pandangannya terkait polemik ini. Ia menilai bahwa keputusan seperti ini tidak bisa diambil secara sepihak dan harus melalui konsultasi dengan para ahli tata kota dan planologi.

“Bandung ini kan banyak sekali ahli tata kota, Bandung juga banyak ahli planologi. Menurut saya, perlu juga ditanyakan kepada ahli tata kota, baiknya ke depan Teras Cihampelas itu harus seperti apa,” ujar Asep.

Asep menambahkan bahwa proyek pembangunan yang dilakukan oleh Ridwan Kamil dan Oded M. Danial tentu memiliki landasan perencanaan yang matang.

Maka dari itu, ia menekankan pentingnya menilai ulang manfaat dan kerugian dari infrastruktur tersebut untuk masa depan Kota Bandung.

“Karena kami inginlah Bandung ini lebih baik, lebih nyaman. Apa yang dulu mungkin sudah dirancang, direncanakan, saya kira juga perlu dikaji apa sebetulnya ini rancangan perencanaan Kota Bandung ke depan,” tuturnya.

Ia menutup dengan pernyataan bahwa meskipun pro dan kontra pasti ada, upaya penyempurnaan lebih baik dibandingkan pembongkaran total.

“Kita cari kesempurnaannya karena kesempurnaan itu akan lebih banyak manfaatnya,” ucap Asep.

Sebagian artikel ini telah tayang di dengan judul "Pedagang dan Warga Tolak Ide Dedi Mulyadi Bongkar Teras Cihampelas".