Suka Multitasking? Hati-Hati, Itu Bisa Bikin Otakmu Tumpul!

Di dunia kerja yang serba cepat dan serba digital saat ini, multitasking sering terasa seperti sebuah ‘superpower’. Kita bisa membalas email sambil ikut rapat di Zoom, berjalan di treadmill sambil menerima telepon, atau bolak-balik antara chat dan laporan kerja semua demi terlihat produktif.
Tapi, bagaimana kalau kebiasaan yang membuatmu merasa hebat ini justru sebenarnya memperlambatmu dan bikin otak stres? Walaupun multitasking terasa lancar, para ahli saraf mengatakan otak kita sebenarnya tidak benar-benar mengerjakan banyak hal sekaligus. Otak hanya berpindah-pindah dari satu tugas ke tugas lain, yang disebut task shifting.
Masalahnya, proses pindah ini butuh energi mental. Lama-kelamaan, hal ini bikin fokusmu berkurang, pekerjaan jadi kurang maksimal, dan kualitas hasil menurun. Artinya, memang kamu mengerjakan banyak hal sekaligus, tapi tidak ada satupun yang benar-benar bagus.
Dampak Multitasking pada Otak
Pernah lupa kenapa masuk ke sebuah ruangan atau kehilangan alur pikiran di tengah aktivitas? Itu bukan sekadar pelupa tapi tanda otakmu kelebihan beban karena multitasking terus-menerus.
Penelitian menunjukkan, pelajar yang sering multitasking punya nilai lebih rendah, butuh waktu lebih lama menyelesaikan tugas, dan lebih banyak melakukan kesalahan.
Hal yang sama juga terjadi pada orang dewasa. Multitasking sambil menyetir bahkan sangat berbahaya karena bisa meningkatkan risiko kecelakaan secara signifikan. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa merusak kemampuan otak untuk fokus, mengingat detail, dan berpikir jernih.
Apa yang Terjadi di Dalam Otak
Setiap kali kamu berpindah dari satu tugas ke tugas lain, otak harus ‘berhenti sebentar’, menyesuaikan diri dengan tugas baru, lalu mulai lagi. Proses kecil ini memang hanya butuh milidetik, tapi kalau dilakukan berulang-ulang sepanjang hari, otak jadi lelah, pikiran buyar, dan kerja jadi tidak efisien. Lebih parahnya lagi, memaksa otak multitasking terus-menerus bisa merusak kesehatan kognitif jangka panjang yang membuatmu makin sulit fokus bahkan saat benar-benar ingin.
Cara Mengatasinya
Solusinya adalah melambat dan fokus pada satu hal dalam satu waktu. Para ahli menyarankan “aturan 20 menit” yakni fokus penuh pada satu tugas minimal 20 menit sebelum beralih ke hal lain.
Matikan notifikasi, senyapkan ponsel, dan tutup tab yang tidak perlu. Semakin sedikit gangguan, semakin baik otak bekerja. Ingat, multitasking tidak membuatmu lebih produktif itu hanya membuatmu merasa seolah produktif, padahal sebenarnya sedang menguras kejernihan pikiran.
5 Tips Tajamkan Otakmu
- Olahraga rutin & makan bergizi
Gerakan teratur melancarkan aliran darah ke otak, mendukung memori dan belajar, serta menurunkan risiko penurunan fungsi kognitif. Usahakan minimal 30 menit aktivitas sehari bisa jalan santai, menari, atau olahraga ringan. Jangan lupa asupan otak dengan makanan kaya omega-3 (walnut, biji rami, ikan berlemak), antioksidan (buah beri, sayuran hijau), serta cukup minum air. Kurangi gula dan makanan olahan karena bisa memperlambat fungsi otak. - Bangun sistem pendukung
Hubungan sosial berpengaruh langsung pada suasana hati, fokus kerja, dan kesehatan secara keseluruhan. Jauhi orang negatif dan toxic, lalu kelilingi dirimu dengan orang yang mendukung dan memotivasi. Ini akan mengurangi stres yang tidak perlu. - Latih otak dengan tantangan baru
Sama seperti otot, otak juga butuh “olahraga”. Coba teka-teki, permainan strategi, teka silang, atau belajar keterampilan/ bahasa baru. Tantangan baru ini membangun koneksi saraf baru dan menjaga pikiran tetap tajam. - Atasi stres & meditasi
Di tengah dunia yang serba cepat dan penuh tekanan, menjaga keseimbangan hidup sangat penting. Latihan mindfulness dan meditasi terbukti bisa menurunkan stres, meningkatkan fokus, serta mengatur emosi lebih baik. Bahkan, meditasi bisa meningkatkan gray matter di otak yang berhubungan dengan memori dan pembelajaran. - Tidur cukup
Tidur adalah saat otak membersihkan diri, memperbaiki sel, dan menyimpan memori. Kurang tidur bisa merusak fokus, pengambilan keputusan, dan kreativitas. Usahakan tidur 7–9 jam setiap malam dengan jadwal yang konsisten.