Pelajaran Bisnis Sepang untuk Mandalika: 10 Tahun Baru Untung

Sukses di dunia motorsport tak instan, perlu waktu dan usaha. Begitu yang dialami oleh Petronas Sepang International Circuit (SIC) di Malaysia.
Dalam perjalanannya, sirkuit ini harus melewati fase penuh tantangan selama satu dekade sebelum merasakan manisnya keuntungan dari industri balap.
Pengalaman Awal SIC: Dari Tantangan Menuju Keberhasilan
Azhan Shafriman Hanif, CEO Petronas SIC, saat melakukan konferensi pers di Jakarta (1/7/2025).
Azhan Shafriman Hanif, CEO Petronas SIC, menceritakan pengalaman awal sirkuit yang dibuka pada 1999.
Saat itu, Sepang masih dalam tahap pembangunan, baik dari infrastruktur hingga jumlah penonton. "Jumlah penonton saat itu bahkan belum sampai 5.000 orang," ungkap Azhan di Jakarta, Selasa (1/7/2025).
Namun, berkat komitmen dan kerja keras, Sepang perlahan-lahan membangun fondasi yang kuat. "Kami memang butuh waktu, tapi kami terus berusaha membangun industri ini dan membina hubungan dengan penggemar," tambahnya.
Sepang International Circuit
Dalam dekade pertama, penjualan tiket menunjukkan peningkatan signifikan, dan pendapatan SIC mulai mencatatkan keuntungan yang stabil.
Kini, SIC telah menjadi tuan rumah berbagai event bergengsi, mulai dari MotoGP hingga GT World Challenge.
Tidak hanya itu, mereka juga memperluas fasilitas dengan membuka Driving Experience Centre di tahun 2025 sebagai bagian dari strategi diversifikasi bisnis.
Seri terakhir Pertamina Mandalika Racing Series 2024
Mandalika: Menapaki Jalan yang Sama
Di sisi lain, Sirkuit Mandalika di Lombok, Indonesia, kini sedang menapaki fase yang pernah dialami oleh Sepang.
Meskipun Mandalika langsung menggebrak dengan event besar seperti MotoGP dan WorldSBK, tantangan tetap ada.
Empat putra daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) akan diberangkatkan ke Malaysia untuk bertugas dalam ajang Idemitsu FIM Asia Road Racing Championship (ARRC) yang berlangsung pada 14-15 September 2024 di Sepang International Circuit.
Masalah infrastruktur, aksesibilitas, dan kebutuhan akomodasi memadai menjadi tantangan utama.
Azhan menyatakan bahwa hubungan antara SIC dan Mandalika sangat erat. "Sejak awal, SIC turut membantu pengembangan Mandalika dengan mengirimkan staf-staf mereka untuk mendukung fase awal operasional," ujarnya.
Tahun ini, tim ahli Sepang kembali membantu pelaksanaan GT World Challenge di Mandalika.
"Kami tidak melihat Mandalika sebagai pesaing, tapi sebagai pelengkap untuk kawasan Asia Tenggara. Ini tentang membangun ekosistem bersama," kata Azhan.
Sebagai informasi, Sepang dan Mandalika memiliki visi yang sama, yakni menjadikan kawasan mereka sebagai pusat motorsport regional.
Sementara Sepang kini telah mencapai tahap kemapanan, Mandalika masih dalam fase bertumbuh.
Menyongsong Masa Depan dengan Kesabaran dan Konsistensi
Pengalaman Sepang, yang memerlukan satu dekade untuk mencapai keberhasilan, menjadi pelajaran penting bagi Mandalika.
Proses yang tidak instan ini menegaskan bahwa untuk menjadikan Mandalika sebagai destinasi motorsport kelas dunia, diperlukan waktu, konsistensi, serta dukungan berbagai pihak.
"Dari sisi pendapatan, kami berhasil mencatatkan pertumbuhan yang stabil. Meskipun saat pandemi COVID-19 kami menghadapi tantangan dan berada di posisi tengah-tengah dalam hal profitabilitas," jelas Azhan.
Dengan semangat yang sama, diharapkan Mandalika bisa terus berbenah dan tumbuh menjadi motor penggerak ekonomi dan pariwisata di Lombok, sejalan dengan apa yang telah dicapai oleh SIC.
Sukses bukan hanya tentang perlombaan, tetapi juga tentang menciptakan ekosistem yang saling mendukung dan bertumbuh bersama.