Mochizuki Realistis Soal Kekalahan Timnas Putri, saat Minimnya Kompetisi dan Liga Mandek

Timnas Putri Indonesia, Liga 1 Putri, PSSI, Erick Thohir, timnas putri Indonesia, Satoru Mochizuki, Indonesia vs Pakistan, Mochizuki Realistis Soal Kekalahan Timnas Putri, saat Minimnya Kompetisi dan Liga Mandek

Pelatih tim nasional putri Indonesia, Satoru Mochizuki, tidak menyalahkan belum bergulirnya kompetisi sepak bola putri dalam negeri sebagai penyebab kekalahan timnya dari Pakistan.

Laga yang digelar di Indomilk Arena, Kabupaten Tangerang, Rabu (2/7/2025), menjadi pertandingan kedua Timnas Putri Indonesia dalam Grup D Kualifikasi Piala Asia Putri 2026.

Dalam sesi jumpa pers usai laga, Mochizuki ditanya apakah kekalahan timnya bisa dikaitkan dengan minimnya jam terbang pemain lokal, mengingat Liga 1 Putri terakhir kali digelar pada 2019 dan belum juga berjalan kembali.

“Memang pentingnya ada lingkungan yang bisa bermain untuk sepak bola putri dari umur kecil sampai level top liga,” kata pelatih asal Jepang itu dikutip dari Antara.

“Tapi dari federasi sudah sangat membantu sepenuh tenaga dengan mengadakan tes yang panjang dan juga sudah membantu untuk mendatangkan pemain diaspora juga," lanjutnya.

Pemain diaspora yang dimaksud Mochizuki antara lain Iris de Rouw, Felicia de Zeeuw, Isa Warps, dan Emily Nahon. Para pemain tersebut diharapkan mampu menjadi pelengkap dalam membangun kekuatan timnas di tengah keterbatasan infrastruktur kompetisi.

Mengapa Liga Putri Belum Digelar Lagi?

Timnas Putri Indonesia, Liga 1 Putri, PSSI, Erick Thohir, timnas putri Indonesia, Satoru Mochizuki, Indonesia vs Pakistan, Mochizuki Realistis Soal Kekalahan Timnas Putri, saat Minimnya Kompetisi dan Liga Mandek

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, berbicara di acara HUT ke-95 PSSI yang dilangsungkan di The Meru, Sanur, Bali, Sabtu (19/4/2025).

Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan bahwa Liga Putri Indonesia belum akan kembali digelar dalam waktu dekat.

Menurut Erick, salah satu alasan utamanya adalah jumlah pemain putri yang masih sangat terbatas, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.

"Teman-teman bisa melihat, jumlah talentanya belum cukup. Mau dipaksakan juga tidak mungkin," ujar Erick usai menyaksikan laga timnas putri Indonesia vs Pakistan di Stadion Indomilk Arena.

Erick menjelaskan, kompetisi tidak bisa dipaksakan hanya untuk memenuhi tuntutan jangka pendek.

Ia menyebut sepak bola perempuan sempat mengalami "mati suri" cukup lama, yang berdampak besar pada minimnya regenerasi dan struktur pembinaan pemain putri.

"Liganya jalan nanti mati lagi (kalau dipaksakan). Jadi saya dengan tekanan, dihujat, Liga Putri tidak jalan. Saya tidak berpikir tergesa-gesa. Karena saya sebagai Ketua PSSI punya tanggung jawab lebih besar," tegas Erick.

Apa Langkah Konkret PSSI untuk Sepak Bola Putri?

Meski belum meluncurkan kembali Liga 1 Putri, PSSI diklaim sudah mulai membangun fondasi pembinaan sepak bola putri melalui program usia dini.

Erick menyebut kerja sama dengan pihak swasta, salah satunya perusahaan produsen susu, telah melahirkan program pembinaan "grassroots" untuk kelompok usia U-12 dan U-14.

Program ini sudah berjalan selama satu setengah tahun dan diharapkan mulai menunjukkan hasil pada periode 2027–2029, ketika para pemain muda tersebut memasuki usia matang secara kompetitif.

“Karena saya sebagai Ketua PSSI punya tanggung jawab lebih besar. Membangun tim nasional, membangun grassroots. Baru Liganya ada,” ujar Erick.

Sejak terakhir kali digelar pada 2019, Liga 1 Putri memang belum pernah dilanjutkan kembali. Meskipun beberapa kali muncul wacana untuk menghidupkan lagi kompetisi ini, hingga pertengahan 2025 belum ada kepastian waktu pelaksanaan.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Erick Thohir Ungkap Alasan PSSI Belum Gelar Liga Putri: Talenta Belum Cukup.